Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

MENJADI SAKSI KRISTUS

MENJADI SAKSI KRISTUS Hidup selalu punya arah dan tujuan. Kalau tidak ada, maka kita akan terombang-ambing dan tidak fokus. Menjadi orang Kristen adalah menjadi saksi Yesus Kristus. Gereja pun demikian, untuk menjadi saksi Kristus di dunia. Menjadi saksi akan Yesus Kristus dalam artian yang paling mendasar adalah memiliki sebuah kesaksian yang pasti dan pribadi bahwa Dia adalah Putra ilahi Allah, Juruselamat dan Penebus dunia. Para rasul zaman dahulu mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan berbicara dari pengalaman pribadi tentang kesungguhan kebangkitan-Nya. Meskipun demikian, seorang saksi akan Kristus tidak perlu melihat-Nya atau masuk ke hadirat-Nya. Ketika Petrus bersaksi kepada Yesus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup,” Tuhan menjawab bahwa pengetahuan ini tidak datang sebagai akibat dari kedekatan atau pengalaman jasmani Petrus dengan Yesus melainkan karena Bapa-Nya yang di Surga telah menyatakannya kepadanya (lihat Matius 16:15–17). Bersaksi bag

TUHAN ITU SANGAT BAIK

TUHAN ITU SANGAT BAIK Tuhan itu memang baik. Ini adalah suatu pernyataan yang memang harus kita pegang selama kita hidup. Baik suka maupun duka, kita harus tetap mengatakan bahwa Tuhan itu baik. Coba lihat Ayub yang mengalami suatu masalah yang bertubi-tubi dan berkepanjangan, Ayub tetap mengatakan Tuhan itu baik dan tidak pernah dalam hidupnya menista Tuhan. Pemazmur Asaf juga mengatakan dalam suatu kesempatan bahwa sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. (Mazmur 73:1). Mengapa dia dapat menyimpulkan hal ini? Pada awalnya, Asaf sebenarnya kecewa kepada Tuhan karena cemburu melihat orang fasik dan orang yang tidak mengenal Tuhan seakan diberkati dan tidak ada sakit penyakit serta kesusahan yang mereka derita. Asaf menyangka bahwa Tuhan memberkati mereka, padahal sebenarnya tidak. Asaf baru menyadari bahwa orang fasik dan orang yang tidak mengenal Tuhan akan mengalami kebinasaan. Dan dia mengetahui hal tersebut dalam suatu penglihat

SEBAGAI KELUARGA ALLAH

SEBAGAI KELUARGA ALLAH Alkitab diberikan kepada kita supaya kita baca, supaya kita tahu apa kehendak Allah bagi kita di dunia. Sayang, kalau kita punya Alkitab tapi kita tidak mempelajarinya. Tapi belum terlambat, buka dan pelajarilah! Kita kembali kepada topik hari ini, yaitu keluarga Allah. Kita sebagai jemaat Allah, sebagai orang-orang percaya, dipertautkan dan dipersatukan sebagai keluarga Allah. Kesatuan kita sebagai keluarga Allah bukan seperti pasir yang kelihatannya ngumpul tapi sesungguhnya masing-masing lepas satu dengan yang lain. Kesatuan kita adalah seperti batu-batu bangunan yang tersusun rapi dan terekat satu sama lain (baca: Efesus 2:21; 1 Petrus 2:5). Tapi sungguh menyedihkan, kehidupan gereja-gereja sekarang ini jauh dari kesatuannya sebagai keluarga Allah. Banyak gereja-gereja malah saling menjegal. Kita baru mau bersatu kalau ada tekanan dan ancaman. Lihat sikap gereja-gereja pada waktu kerusuhan dan pengalaman konflik yang lalu. Solidaritas dibangun, karena

MARILAH KITA MENCARI DAMAI

MARILAH KITA MENCARI DAMAI Damai sejahtera yang berbeda dengan yang diberikan oleh dunia. Dunia memberikan damai yang semu, damai saat yang kita inginkan tersedia, tetapi ketika tidak ada, damai itu hilang. Damai ketika semua terpenuhi, tetapi saat kekurangan damai itu hilang. Damai saat tidak ada masalah, tetapi ketika banyak masalah, damai itu sirna. Damai ketika banyak orang menyanjung, tetapi ketika ditinggalkan sendirian, damai itu lenyap. Damai ketika sehat, tetapi saat sakit, damai itu melayang. Tetapi damai sejahtera yang diberikan berbeda dengan yang diberikan oleh dunia. Damai sejahtera yang diberikan oleh Yesus Kristus adalah damai sejahtera yang tidak tergantung pada situasi dan kondisi. Damai tetap memancar saat situasi tidak baik. Damai tetap bersinar saat kondisi buruk. Damai itu tidak dapat dikalahkan oleh kesakitan, kekurangan, ancaman, kesendirian, bahkan oleh kematian sekalipun. Damai itu tetap dirasakan. Ternyata selain menjanjikan damai sejahtera, Tuhan Yesus

TUHAN PASTI BUKA JALAN

TUHAN PASTI BUKA JALAN Tuhan mampu membuat jalan di padang gurun masalah hidup dan sungai-sungai di padang belantara yang kering. Dalam banyak hal, Tuhan lebih suka menyediakan "kail" agar kita bisa memancing ketimbang menghadirkan "ikan" secara langsung. Mengapa demikian? Karena Tuhan tidak menyukai orang yang malas. Dia telah menyediakan segala sesuatunya dengan cukup agar kita mampu berusaha dan bekerja dengan giat. Begitu banyak orang yang tidak melihat apa-apa selain jalan buntu, sehingga sebuah jalan baru yang disediakan Tuhan lewat cara yang ajaib itu pun jelas merupakan sebuah berkat besar. Ketika kita tetap berhubungan dengan Tuhan dan menyerahkan hidup kita kepadaNya, mengetahui jalan menuju Kerajaan Allah berserta kebenarannya, maka segala sesuatu akan disediakan oleh Tuhan bagi kita (Matius 25:33), termasuk di dalamnya jalan-jalan yang Dia buka untuk melepaskan kita dari kesesakan dan memberkati hidup kita dengan penuh kelimpahan. Yang luar biasa, Tuha

CARILAH KRISTUS

CARILAH KRISTUS Amos adalah orang biasa, petani dan peternak. Namun ia dipanggil TUHAN menjadi hamba-Nya, menjadi nabi-Nya. Ia seorang nabi yang menyampaikan firman TUHAN secara efektif. Pada zamannya, baik Israel maupun Yehuda secara ekonomi baik, bahkan dapat dikatakan makmur. Minat beragama tinggi, namun tidak berdampak dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata, ibadah dan perayaan agama yang dilakukan, tidak membawa pada kedalaman iman, justru sebaliknya, kedangkalan (kalau bukan pendangkalan) iman-lah yang terjadi. Ibadah ternyata hanya sebagai sandiwara untuk menutupi dosa-dosa umat Tuhan. Terjadi pelanggaran atas hukum Tuhan, sehingga Tuhan harus menghukum mereka, atau Tuhan menuntut pertanggungjawaban mereka atas pelanggaran dan dosa-dosa mereka. Dengan kata lain, Amos mengecam mereka sebagai umat Tuhan, atas kesalahan dan dosa-dosa yang mereka perbuat. Dalam ayat renungan hari ini, Amos mengecam apa yang salah dalam perilaku mereka. Perilaku hidup yang tidak sesuai dengan

ALLAH YANG KEKAL

Banyak orang mau mengakui bahwa Allah menciptakan alam semesta, bumi, dan manusia. Karena rancangan makhluk hidup sangat rumit, pasti ada Pribadi cerdas yang membuatnya. Sejumlah besar orang berterima kasih kepada Allah setiap hari atas pemberian-Nya berupa kehidupan. Mereka juga mengakui bahwa mereka benar-benar bergantung pada Allah, karena hanya Allah yang bisa menyediakan segala hal yang diperlukan untuk hidup, yaitu udara, air, makanan, dan lain-lain. Dengan demikian, mereka bisa terus hidup dan menikmati kehidupan. Kita tentu bersyukur kepada Allah atas semua itu, karena Dia-lah Pencipta dan Pemelihara kita. ( Mazmur 104:10-28;145:15, 16;  Kisah 4:24) Kita bisa menghargai kasih Allah kalau kita merenungkan semua yang telah Ia beri untuk menunjang kehidupan. Itu sesuai dengan kata-kata Paulus: ”[Allah]    memberikan kehidupan dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang. Sebab oleh dialah kita mempunyai kehidupan, kita bergerak, dan kita ada.” — Kisah 17:25, 28 . Namun,

JANGANLAH SERUPA DENGAN DUNIA INI

JANGANLAH SERUPA DENGAN DUNIA INI Firman Tuhan memberikan perintah ini kepada kita di dalam 1 Yohanes 2:15-17. Di sana kita membaca: 1 Yohanes 2:15-17 “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.  Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu . Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” Menurut ayat-ayat di atas: “Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa  tidak ada  di dalam orang itu.” Dengan kata lain: kasih kepada dunia ini akan menghapuskan kasih kita kepada Bapa. Tidak mungkin keduanya ada bersama-sama di dalam diri seseorang. Saya ingin kita melihat beberapa hal yang berkaitan dengan subjek ini, dimulai dari kitab Hakim-hakim. 1. Hakim-hakim 1-2 Dalam Hakim-hakim 1-2, Israel, um

BERDOA DAN BEKERJA

BERDOA DAN BEKERJA Kita pasti pernah mendengar motto  ora et labora , yang berarti:  berdoa dan bekerja.  Artinya kita berdoa dengan keras dalam usaha yang kita kerjakan dengan keras juga, keduanya harus seimbang. Tidak hanya menuntut Tuhan atas sesuatu yang belum kita perjuangkan, atau berjuang keras untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan tanpa melibatkan Tuhan. Melainkan berjalan bersama Tuhan dalam mengerjakannya dan siap dengan hasil yang disediakan-Nya. Bayangkan jika anda hanya berdoa saja tanpa melakukan apa-apa. Ada banyak orang Kristen yang menerjemahkan berkat-berkat yang turun dari Tuhan itu secara sepihak. Mereka kerap mengharapkan berkat turun dicurahkan dari langit lewat serangkaian mukjizat spektakuler setiap saat, dan tidak melakukan apapun untuk mendapatkan berkat itu, selain berdoa siang dan malam. Atau sebaliknya hanya bekerja terus dari pagi sampai larut malam tanpa memperhatikan keadaan rohani anda. Itu tentu tidak baik. Hanya fokus dalam bekerja atau meniti

Diberkati di dalam Tuhan

Diberkati di dalam Tuhan Mungkin kita sudah sering mendengar kata " BERKAT " atau mendengar khotbah tentang " BERKAT " dan tema ini di perbincangkan. Ada yang beranggapan kalau saya jadi orang Kristen (orang percaya) maka hidup saya akan di berkati, dan kita berfikir bahwa kita tidak akan mengalami masa sulit. Padahal anggapan itu tidak benar 100 %, sebab Alkitab jelas mencatat dalam (Yeremia 17:7), yang diberkati adalah orang yang mengandalkan Tuhan dan bukan mengandalkan kepandaian atau pengalamannya. Semua orang diberkati Tuhan tanpa terkecuali, termasuk orang yang tidak percaya pun diberkati. Kita selalu berangapan kalau BERKAT itu berupa uang atau harta yang melimpah, padahal Kesehatan, Kepandaian, itu juga berkat Tuhan yang kadang kita lupakan. Kita berfikir kalau saya beribadah, beramal kebaikan, maka berkat saya akan melimpah, ada orang rajin datang beribadah karena yang dikejar hanya BERKAT Tuhan saja. Padahal hidupnya mengandalkan kemampuannya sendiri

Pembaharuan Hidup

Pembaharuan Hidup Sebelum Tuhan Yesus pergi meninggalkan para muridNya, Kristus terlebih dahulu menyatakan diri bahwa Dia sungguh-sungguh hidup, “Lihatlah tanganKu dan kakiKu; Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu” (Lukas 24:39). Dari firman ini, mau dinyatakan bahwa iman para murid dan gereja perdana didasari oleh pengalaman iman yang nyata. Namun perlu diingat bahwa yang menentukan mereka mengimani Kristus yang bangkit bukan terjadi karena kekuatan manusiawi. Iman para murid dibentuk oleh pengajaran dari Kristus yang bangkit, sehingga mereka dimampukan untuk mengerti bahwa penderitaan, kematian dan kebangkitan serta kenaikan Kristus ke sorga ditempatkan dalam kerangka karya keselamatan Allah sebagaimana telah dinubuatkan oleh para nabi. Seandainya peristiwa penderitaan, kematian dan kebangkitan serta kenaikan Kristus ke sorga tidak dinubuatkan terlebih dahulu maka segala peristiwa tersebu

Hari ini adalah harinya Tuhan

Hari ini adalah harinya Tuhan Orang-orang Kristen selalu menghadiri Ibadah pada Hari Tuhan. Pada Hari Tuhan, orang-orang Kristen datang dari daerah tempat tinggal mereka masing-masing untuk beribadah kepada Tuhan dan dipersatukan dengan Dia. Pada hari ini, kita beribadah, mengucap syukur kepada Allah yang memberikan kita hidup melalui Yesus, dan yang juga menguduskan tubuh kita oleh Roh Kudus, sebagai bait-bait kudus Allah. Pada malam Ia dikhianati, Yesus membagikan cawan dan roti kepada murid-murid-Nya dan memerintahkan mereka untuk melakukan hal ini sebagai peringatan akan Dia. (Lukas 22:19-20, 1 Korintus 11:23-25). Jadi murid-murid biasanya berkumpul bersama pada Hari Tuhan untuk memecahkan roti (Kisah Para Rasul 20:7). Tuhan kita dibangkitkan dari kematian pada hari pertama minggu itu. Setelah Dia diangkat ke surga, Dia sudah mengutus Roh Kudus kepada kita sesuai dengan janji-Nya untuk menyaksikan fakta bahwa Dia dibangkitkan dan bahwa Dia juga sedang membela kita di seb

IMAN PENGHARAPAN

IMAN PENGHARAPAN Jika kita bicara tentang dasar bangunan secara rohani, pertanyaannya, “Apa yang harus dibangun?” Hal yang perlu dibangun adalah dasar iman dan pertumbuhan kekristenan kita. Sebab gol akhir dari kekristenan adalah ‘menjadi serupa dengan Kristus’. Definisi dari keselamatan adalah usaha Allah mengembalikan manusia kepada cipataan yang semula. Sebab waktu seseorang diselamatkan, itu bukan akhir dari segalanya, tapi itu adalah awal perjalanan panjang kehidupan seorang Kristen. Jadi sangat disayangkan jika kita berhenti hanya sampai menerima Yesus dan dibaptis. Hal ini karena kita berpikir gol dari keselamatan adalah masuk Sorga. Padahal gol dari keselamatan adalah menjadi serupa dengan Kristus. Dalam membangun kita perlu material yang tepat, yaitu: 1. Doa Doa bukanlah formula, tapi doa adalah relationship (hubungan). Doa menjadi ritual waktu kita belum mengenal Tuhan. Ketika kita membaca firman Tuhan, ada dua hal yang kita hadapi:  Logos  yang tertulis  dan r