Langsung ke konten utama

IMAN PENGHARAPAN

IMAN PENGHARAPAN


Jika kita bicara tentang dasar bangunan secara rohani, pertanyaannya, “Apa yang harus dibangun?” Hal yang perlu dibangun adalah dasar iman dan pertumbuhan kekristenan kita. Sebab gol akhir dari kekristenan adalah ‘menjadi serupa dengan Kristus’.
Definisi dari keselamatan adalah usaha Allah mengembalikan manusia kepada cipataan yang semula. Sebab waktu seseorang diselamatkan, itu bukan akhir dari segalanya, tapi itu adalah awal perjalanan panjang kehidupan seorang Kristen. Jadi sangat disayangkan jika kita berhenti hanya sampai menerima Yesus dan dibaptis. Hal ini karena kita berpikir gol dari keselamatan adalah masuk Sorga. Padahal gol dari keselamatan adalah menjadi serupa dengan Kristus.
Dalam membangun kita perlu material yang tepat, yaitu:
1. Doa
Doa bukanlah formula, tapi doa adalah relationship (hubungan). Doa menjadi ritual waktu kita belum mengenal Tuhan. Ketika kita membaca firman Tuhan, ada dua hal yang kita hadapi: Logos yang tertulis  dan rhema yang dibukakan Tuhan. Kita tidak bisa mengharapkan rhema jika kita tidak mau membaca logos. Semua pengalaman pribadi kita dengan Tuhan harus diuji dengan logos.  Itulah sebabnya rhema muncul dari hasil perenungan. Alkitab menjelaskan bahwa kuasa perenungan itu terjadi kalau kita merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Inilah yang Tuhan taruh dalam diri manusia yaitu kuasa perenungan. Kadangkala kita memakai kuasa perenungan, tapi objek yang kita renungkan salah. Misalnya kita renungkan hal yang negatif tentang seseorang. Jika kita renungkan perbuatan yang negatif itu siang dan malam, maka kita akan berhasil dalam hal-hal yang negatif; berhasil sakit hati, berhasil kepahitan dsb.
Objek perenungan yang benar adalah Pertama; merenungkan firman Tuhan. Kedua; merenungkan sifat atau karakter Tuhan. Ketiga; merenungkan karya Tuhan. Objek perenungan kita seharusnya tidak lepas dari ketiga hal tersebut.
2. Mendengar suara Tuhan dan menaatinya
Firman Tuhan itu akan terjadi jika ada tiga unsur yang harus digenapi: Pertama; mendengar suara Tuhan. Kedua; percaya suara Tuhan. Ketiga; bertindak berdasarkan suara Tuhan. Itulah iman, sebab iman adalah mendengar, percaya dan melakukan firman Tuhan. Jika salah satu unsur tidak ada maka tidak akan terjadi sesuatu.
Tuhan selau berbicara melalui Roh kudus yang ada di dalam kita. Tapi Roh kudus tidak pernah mengatakan sesuatu kepada kita di luar firman yang tertulis (logos). Yang menuntun kehidupan kita setiap hari adalah suara Tuhan. Sebab itu setiap kita harus dengar dari Tuhan. Tuntunan untuk setiap individu tidak bisa kita dengar dari orang lain. Secara prinsip setiap kita harus mendengar langsung tuntunan Tuhan untuk diri sendiri. Orang lain boleh bernubuat untuk kita, tapi hal itu seharusnya merupakan peneguhan dari apa yang Tuhan sudah sampaikan kepada kita secara pribadi.
Sampai kapan kita mendengar suara Tuhan? Mendengar suara Tuhan tidak memiliki  batas waktu (seumur hidup). Hal ini karena kita tidak bisa hidup dituntun oleh logika semata. Suara Tuhan harus menjadi tuntunan kita dalam segala hal. Akal atau intelek kita hanya menjabarkan suara Tuhan. Jadi urutannya: dengar suara Tuhan, pikir strateginya seperti apa, metodenya seperti apa, apa yang harus kita lakukan. Jika tuntunan Roh kudus berhenti, maka akal yang akan berperan.  Ketika akal yang memimpin, maka kita bisa kehilangan maksud dan rencana Tuhan.
3. Persekutuan dengan orang percaya
Peringatan yang Tuhan berikan kepada kita adalah “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:25). Ketika kita ada di dalam KM (Komunitas Mesianik), itu bukan acara ibadah. KM adalah komunitas untuk bertumbuh bersama di dalam Tuhan. Firman Tuhan berkata, “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.” (1 Tesalonika  5:11).
Jadi jika ada orang yang hanya mau terlibat di ibadah raya tanpa mau terlibat di KM (Komunitas Mesianik), dia termasuk orang yang egois. Sebab dia tidak mau membagi hidupnya dengan orang lain, atau tidak ada yang dapat dibagikan. Untuk seorang dapat membagikan hidupnya, dia harus mengalami Tuhan dalam hidupnya secara pribadi. Jika seseorang mengalami mujizat dan pertolongan Tuhan dalam hidupnya, namun dia menyimpannya dan tidak pernah bersaksi kepada orang lain, maka dia tidak akan menjadi berkat bagi orang lain.
4. Kesaksian
Ada orang yang mempunyai dasar Yesus, tapi masih membangun dengan dasar yang salah. Ada orang yang mengaku telah bertobat dan lahir baru, tapi hidup terikat dengan aturan-aturan agamawi. Artinya hidup dengan dasar Yesus, tapi membangun dengan material yang salah. Contoh: Ketika gereja lokal memutuskan untuk meniadakan ibadah malam Natal (Chrismas Eve). Apa perasaan kita? Atau ketika dompet hilang, tiba-tiba timbul di hati, “Mungkin ada dosa yang telah saya lakukan?” Ketika saudara disenggol sepeda motor di jalan, tiba-tiba muncul pikiran, “Mungkin karena tadi pagi saya tidak saat teduh.” Jika saudara masih percaya hal-hal ini, berarti dasar kita belum kuat, atau materialnya salah. Sementara kita diajar atau dibangun dengan pengajaran-pengajaran yang membutuhkan dasar yang kuat. Akhirnya bangunan yang kita bangun tidak kuat.
Allah selalu berbicara kepada kita, kapan pun dan dimana pun kita berada. Tapi cara berpikir agamawi kita membatasi Tuhan hanya pada acara ibadah-ibadah. Sebab itu ada banyak bangunan liar yang perlu dirobohkan dalam kehidupan kita.
Salah satu tujuan manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah adalah supaya ada hubungan timbal balik antara Allah dan manusia. Sekalipun Allah di dalam kita, tapi karena material bangunan kita salah, kita hanya mendengar Tuhan di waktu-waktu ibadah. Padahal jika Tuhan ada di dalam kita, maka kemana pun kita berada Allah selalu ada dengan kita. Pertanyaannya, “Berapa banyak orang yang memiliki kesadaran bahwa dimana dia berada di situ Allah ada?” Ketika kita selalu sadar akan kehadiran Tuhan, maka setiap saat kita dapat berbicara dengan Dia. Seringkali kita membiarkan Tuhan membisu di dalam kita, karena kita tidak memberi kesempatan untuk Dia berbicara dan mendengarkanNya. Tuhan Yesus memberkati!. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pola Hidup Jemaat Filadelfia

Pola Hidup Jemaat Filadelfia Wahyu 3:7-13                                                                PENDAHULUAN Melalui pembacaan firman Tuhan yang terambil dari kitab Wahyu 3:7-29 ini saya ingin mengajak kita semua untuk melihat bagaimana luar biasanya jemaat Tuhan di kota ini. Mereka yang tidak memiliki kekuatan besar tetapi mampu tetap mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus. Kota Filadelfia adalah sebuah kota yang dikelilingi oleh gunung berapi sehingga di kota ini seringkali terjadi gempa bumi yang hebat dan sering disebut juga tanah berapi. Karena kota ini dikelilingi oleh banyak gunung berapi, maka kota ini memiliki tanah yang subur. Kota ini didirikan oleh Emenes, raja pergamus pada abad 2 SM dan diberi nama adiknya Atalus dan karena ketaatan adiknya itulah maka diberilah nama kota ini “Filadelfos”. Kata filadelfia ini berasal dari kata “Filos” dan Adelfos” yang artinya kasih persaudaraan. Filadelfia adalah sebuah kota yang berada di tem

BERSYUKUR ATAS ANUGRAH PENYERTAAN TUHAN

BERSYUKUR ATAS ANUGRAH PENYERTAAN TUHAN Dalam sepanjang hidup ini, setiap dari kita tentunya sudah pernah merasakan  kebaikan Tuhan. Kita ada sampai dengan saat ini dalam keadaan yang baik tanpa kekurangan suatu apapun, juga merupakan salah satu anugrah serta kebaikan Tuhan yang patut kita syukuri. Bahkan sedikit atau banyak kita semua pasti pernah mendapatkan anugrah dari Tuhan, apakah itu berupa kesembuhan, berkat ataupun pertolongan Tuhan yang lain, sebab Yesus yang kita sembah adalah Tuhan yang penuh dengan kebaikan dan kemurahan. Kebaikan terbesar yang Tuhan nyatakan yaitu ketika Ia rela mengorbankan diriNya di atas kayu salib bagi keselamatan umat manusia, dan tidak ada yang dapat menandingi kebaikan Tuhan. Oleh sebab itu, setiap hari kita perlu bersyukur atas kebaikan yang Tuhan nyatakan. Jangan pernah mengeluhkan kondisi yang kita alami, sebab ketika kita dapat bersyukur kita akan dapat melihat kebaikan Tuhan yang lebih besar lagi. Mazmur 34:9 mengatakan kecaplah dan

MELAYANI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI

MELAYANI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI 1 Petrus 5:1-6 Melayani menjadi satu respons yang indah ketika seseorang mengalami hidup yang diberkati Tuhan. Bukan saja mereka yang duduk di dalam jabatan, bukan saja mereka yang berada di dalam satu pelayanan di dalam gereja, setiap anak Tuhan sepatutnya dan seharusnya memiliki prinsip hidup kita adalah hidup yang melayani Tuhan. Surat 1 Petrus , khususnya pasal ke 5 adalah satu bagian dimana Petrus yang sudah tua sedang berbicara kepada hamba-hamba Tuhan yang masih muda, dan juga kepada badan-badan pengurus gereja dimana mereka melayani. Tetapi saya juga yakin dan percaya firman Tuhan ini relevan diberikan untuk setiap kita, memberi direksi bagaimana sikap kita, hidup kita melayani Kristus yang sudah datang terlebih dahulu sebagai Gembala kita yang agung yang melayani kita semua. Ada 3 Bagian tentang Hamba-hamba Tuhan yang Masih Muda Ada 3 bagian di sini, bagian pertama, ayat 1 berbicara mengenai dasar kenapa hidup kita melayani