MELAYANI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI
1 Petrus 5:1-6
Melayani menjadi satu respons yang indah ketika seseorang mengalami hidup yang diberkati Tuhan. Bukan saja mereka yang duduk di dalam jabatan, bukan saja mereka yang berada di dalam satu pelayanan di dalam gereja, setiap anak Tuhan sepatutnya dan seharusnya memiliki prinsip hidup kita adalah hidup yang melayani Tuhan.
Surat 1 Petrus, khususnya pasal ke 5 adalah satu bagian dimana Petrus yang sudah tua sedang berbicara kepada hamba-hamba Tuhan yang masih muda, dan juga kepada badan-badan pengurus gereja dimana mereka melayani. Tetapi saya juga yakin dan percaya firman Tuhan ini relevan diberikan untuk setiap kita, memberi direksi bagaimana sikap kita, hidup kita melayani Kristus yang sudah datang terlebih dahulu sebagai Gembala kita yang agung yang melayani kita semua.
Ada 3 Bagian tentang Hamba-hamba Tuhan yang Masih Muda
Ada 3 bagian di sini, bagian pertama, ayat 1 berbicara mengenai dasar kenapa hidup kita melayani Tuhan, yaitu karena Dia terlebih dahulu telah melayani kita. Bagian kedua, ayat 2-5 kita melihat ada 4 karakteristik hal yang tidak boleh hilang dan tidak boleh tidak ada di dalam hidup setiap anak-anak Tuhan yang melayani. Pertama, soal kerelaan hati di dalam melayani; kedua, soal pengabdian diri di dalam melayani; ketiga, soal kerendahan hati di dalam melayani; dan keempat soal menjadi teladan di dalam melayani. Bagian ketiga, ayat 4, rasul Petrus berbicara ada upah, ada reward di dalam hidup yang melayani.
Bagian ini dibuka oleh rasul Petrus dengan kalimat penting, bukan saja aku melayani Tuhan tetapi aku juga menjadi saksi mata bagaimana Tuhan kita Yesus Kristus melayani. Jemaat yang menerima surat ini belum pernah melihat Yesus karena era yang berbeda. Kita juga tidak pernah melihat Yesus secara fisik karena era kita jelas berbeda dengan dia. Kita tidak melihat sosok Yesus hadir secara manusia dengan mata kita, bagaimana Dia dengan jerih payah, dengan air mata tangisan, dengan keringat Dia melayani di tengah-tengah murid-murid yang ada. Tetapi kita bersyukur rasul Petrus menjadikan hidup pelayanannya berdasarkan kalimat yang penting ini, aku menjadi saksi mata di tengah-tengahmu bagaimana Tuhan menjadi Gembala yang agung di tengah-tengah kita. Bukan saja Petrus menyaksikan bagaimana Yesus melayani, tetapi Petrus memberikan kalimat penekanan yang penting seluruh pelayanan Yesus itu “that ministry is a suffering ministry.” Aku menjadi saksi mata Gembala yang agung itu melayani di tengah-tengahmu dengan pelayanan yang penuh dengan penderitaan.
Kita tidak perlu lagi sebenarnya bertanya kenapa kita harus melayani; kita tidak perlu lagi berkata apa yang Tuhan sudah berikan bagiku sehingga aku harus melayani Dia; kita tidak perlu merasa minder merasa tidak ada hal yang bisa kita kerjakan di dalam pelayanan; kita juga tidak boleh berkata tidak ada yang bisa kita beri sebab kita tidak punya. Mari pertama-tama kita melihat ayat pertama ini meletakkan satu fondasi yang penting: karena hidup kita itu sudah mendapatkan terlalu banyak hal, kita sudah menikmati setiap anugerah dari Tuhan, terlebih lagi kita sudah ditebus oleh Yesus Kristus dan digembalakan olehNya dengan indah. Kata ini penting sekali: pelayanan Tuhan Yesus sebagai seorang gembala. Gembala yang jelas tidak akan menerima ucapan terima kasih dan apresiasi dari domba-domba yang dilayani. Gembala berarti apapun yang Dia kerjakan dan lakukan adalah bagaimana ‘care,’ bagaimana perhatian kepada domba-domba itu yang bisa lari kesana-kemari, yang kawanan itu berjalan tentu tidak memiliki tujuan yang sama, ada yang mau ke kiri ada yang mau ke kanan, ada yang mau berhenti ada yang mau lari, dsb. Biar kata itu mengingatkan kita betapa besar cinta kasih pengorbanan Tuhan bagi setiap kita di dalam Dia melayani kita. Rasul Petrus mengingatkan para penatua gereja dan juga hamba-hamba Tuhan dan termasuk jemaat, kenapa harus melihat Yesus Kristus sebagai contoh teladan, mengapa Dia menjadi gembala kita yang agung. Sangat sedih dan sangat disayangkan terlalu banyak hamba Tuhan yang melayani demi untuk jabatan itu sendiri, melayani demi untuk profesi itu sendiri, melayani karena melihat orang, melayani karena organisasi. Kita lupa bagaimana hidup pelayanan itu melihat dan mencontoh Tuhan kita Yesus Kristus.
Wajar kita merasa tidak layak melayani Tuhan; wajar kita merasa ragu apakah kita mempunyai karunia dan bakat untuk boleh menggenapkan pelayanan itu. Tetapi di tengah-tengah semua yang ada dan yang kurang dari kita, yang paling penting adalah bagaimana sikap, hati dan motivasi kita di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya Petrus meletakkan 4 hal yang paling penting di dalam hati setiap kita yang mau melayani Tuhan.
Pertama, sukarela. “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu jangan dengan paksa tetapi dengan sukarela…” (1 Petrus 5:2). Sukarela berarti kita tidak melakukannya karena terpaksa. Sukarela berarti kita boleh memaksa. Sukarela itu keluar dari jiwa yang tahu apa yang ada padanya adalah sesuatu yang sudah diberi terlebih dahulu. Sukarela berarti saya tahu apa yang saya lakukan ini bukanlah suatu jasa yang saya harus dipuji oleh orang lain tetapi sesuatu yang memang ada dan mengalir keluar limpah di dalam hidup setiap kita. Sukarela memberikan satu kesadaran tidak ada sesuatu yang kita rasa berat pada waktu itu mengalir dengan sukarela. Tetapi jikalau hati kita tidak ada sukarela, sesuatu yang ringan pun tidak akan bisa bergerak dalam hidup kita sebab kita rasa terlalu berat untuk kita tanggung.
Tuhan berhak untuk menuntut, sebab Dia yang memberi. Tuhan berhak meng-klaim segala sesuatu sebab itu datangnya dari Dia. Tetapi Allah kita yang memberi dengan sukacita, yang mengalirkan anugerahNya kepada kita justru menyatakan sesuatu keindahan yang luar biasa, Dia waktu meminta orang memberi sesuatu kepadaNya Ia katakan dengan kalimat, ‘marilah kita memberi dengan sukarela.’ Kita akan menemukan keindahan dari orang yang memberi dengan sukarela. Kita senang, kita bersyukur, hati kita terharu karena tindakan orang yang memberi dengan sukarela itu yang paling penting.
Rasul Petrus menggunakan kata ‘sukarela’ ini, demikian rasul Paulus juga mengeluarkan kata yang sama dalam 2 Korintus 8:1-9, khususnya ayat 9 “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia yang oleh karena kamu menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya,” itu menjadi ‘core’ dasar kenapa hati yang sukarela itu keluar karena kita sadar sudah menerima kasih Kristus yang bukan saja melimpah kepada kita. Dia beri membuat diriNya menjadi miskin supaya kita menjadi kaya. Dalam 2 Korintus 8:8 Paulus menyebut “usaha orang-orang lain” untuk jemaat-jemaat Makedonia yang memberi tidak mau disebut namanya satu-persatu. Waktu mereka memberi, sambil mereka memberi, sambil mereka tidak mau dikenal dan disebut. Dengan demikian kita bisa lihat sekaligus Alkitab mencetuskan mereka bukan saja memberi dengan kerelaan tetapi kerelaan itu terbukti dari sikap mereka tidak mau dikenal. Mereka hanya ingin mengatakan ‘kami semua’ memberi sebagai jemaat-jemaat. Tentu jemaat itu dengan tingkatan yang berbeda-beda, ada yang memberi lebih banyak, ada yang memberi sedikit, ada yang sebagai satu jemaat memberi lebih banyak daripada jemaat tetangga, tidak jadi soal berapa besar berapa banyak. Tetapi firman Tuhan memberitahukan kepada kita itu disebut dalam bentuk plural. Sesudah itu point yang sangat penting sekali adalah di ayat 8 ini Paulus mengatakan “Aku tidak mau memberikan perintah tetapi aku mau menguji keikhlasan kasihmu.” Kita perlu juga senantiasa evaluasi diri, kita harus uji seberapa jauh keikhlasan kita itu di dalam melayani dan di dalam memberi. Kita senantiasa harus menguji diri, melihat berapa banyak yang sudah kita miliki dan seberapa kaya kita di dalam kasih supaya kita dijauhkan dari mengalami hidup berkelimpahan secara harta tetapi mengalami kemiskinan di dalam mental kita memberi. Paulus sama sekali tidak memaksa tetapi memotivasi kita untuk mengalami satu hidup yang ikhlas dan terus-menerus sukarela. Tuhan Yesus memberkati!.Amin
Maka saya mengharapkan setiap pengurus yang akan duduk di dalam jabatan mari kita belajar melihat bukan ‘karena saya telah terpilih itu sebab saya melayani.’ Mari kita belajar melihat seluruh hidup kita adalah hidup yang melayani dan memberi. Jemaat Makedonia menjadi jemaat yang penuh dengan kerelaan, di dalam kerelaan itu kita menemukan mentalitas yang kaya berlimpah di dalam hidup mereka dan mereka tidak mau pemberian mereka diketahui orang, itu sikap yang indah luar biasa.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com
Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas kasih Tuhan
BalasHapus