Berjuang demi Kesetiaan
Amsal 3:1-26
Untuk menjaga kesehatan, penguasaan diri dalam segala sesuatu sangat diperlukan – penguasaan diri dalam bekerja, makan, dan minum. Bapa kita di surga mengirimkan terang mengenai reformasi kesehatan… supaya mereka yang menyukai kekudusan dan kesucian akan mengetahui dengan bijak bagaimana menggunakan hal-hal baik yang telah Tuhan sediakan bagi mereka, dan bahwa dengan melatih penguasaan diri dalam kehidupan sehari-hari mereka akan dikuduskan melalui kebenaran.
Tanggung jawab besar harus diwujudkan dalam kebiasaan makan dan minum yang benar. Makanan yang dimakan harus merupakan nutrisi yang terbaik bagi pembentukan darah. Organ pencernaan yang sensitif harus dihargai. Tuhan mewajibkan kita, melalui penguasaan diri, untuk melakukan bagian kita dalam usaha menjaga kesehatan kita sendiri… Pengalaman rohani sangat dipengaruhi oleh cara kita memperlakukan perut kita. Makan dan minum sesuai dengan aturan kesehatan akan mendorong tindakan yang baik.
Prinsip yang benar harus memimpin kita, bukan selera atau kemewahan… Kesetiaan kepada Tuhan memiliki arti yang besar. Tuhan berhak atas siapa pun yang terlibat dalam pelayanan-Nya. Ia menginginkan agar kesehatan pikiran dan tubuh manusia, setiap kuasa, dan berkat yang berasal dari surga dipelihara dalam kondisi terbaik. Kebiasaan penguasaan diri yang telaten dan sungguh-sungguh dapat mewujudkan hal tersebut… Penguasaan diri dalam makan, minum, tidur, dan berpakaian merupakan salah satu prinsip utama dalam kehidupan beriman. Kebenaran yang dibawa ke dalam jiwa akan menuntun kita dalam merawat tubuh kita.
Semakin mendalam Anda mengamati aturan kesehatan, semakin jelas Anda bisa membedakan godaan, dan menghindarinya. Semakin jelas pula Anda bisa menghargai nilai dari hal-hal yang kekal. Semoga Tuhan membantu Anda memaksimalkan kesempatan dan hak istimewa yang Anda miliki, sehingga Anda akan memperoleh kemenangan setiap hari – dan pada akhirnya akan memasuki Kota Tuhan, sebagai umat yang telah menang oleh darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian. Wahyu 12:11.
"Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu." Amsal 3:3
Kesetiaan selalu didasari dengan kasih, contoh: seseorang setia pada tuannya karena mencintai pekerjaan yang dilakukannya; seorang isteri setia pada suaminya karena dasar kasih yang mengikat hatinya, begitu pula sebaliknya. Kesetiaan tidak datang dengan sendirinya namun perlu dilatih setiap saat, karena kesetiaan tidak dapat dibatasi oleh waktu maupun keadaan apa pun. Orang bisa dikatakan setia apabila kasih orang tersebut tidak mudah pudar meskipun dalam keadaan susah atau senang, baik atau tidak baik keadaannya. Maka dari itu perlu adanya hubungan dekat untuk saling mengenal, memahami, dan mengerti kepribadian seseorang yang kita kasihi agar terwujud satu kesetiaan yang kokoh. Bagaimana dengan kesetiaan kita pada Tuhan? Di kala hidup kita tidak ada masalah dan baik-baik saja kita bisa berkata, "Tuhan itu baik bagiku.", namun saat kita mengalami suatu proses yang mengharuskan kita untuk menderita bagi Tuhan, apakah kita tetap setia melayaniNya?
Kesetiaan adalah suatu perjuangan dan perjuangan itu sendiri membutuhkan pengorbanan. Seperti halnya seorang sahabat akan dikatakan setia apabila ia dalam keadaan susah, sedih, menderita selalu ada untuk menghibur, menguatkan dan menolong kita, sebab seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan rela berkorban untuk sahabatnya, bahkan dikatakan, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Yesus adalah teladan pribadi yang setia; Ia setia sampai mati di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. Daud pun memiliki pengalaman betapa kesetiaan Tuhan itu tidak pernah berubah. Dikatakannya demikian, "Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-selamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun." (Mazmur 100:5).
Mari kita wujudkan kesetiaan itu melalui perbuatan, bukan hanya perkataan semata. Dalam keadaan apa pun tetaplah setia melayani Tuhan dan lakukan kehendakNya, karena pada saatnya kelak kesetiaan tersebut akan mendatangkan upah.
Tuhan berfirman, "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." Wahyu 2:10b. Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar