Langsung ke konten utama

INI AKU UTUSLAH AKU

INI AKU UTUSLAH AKU


Bagaimana juga dengan Iman, Nabi, Rasul, Raja yang dipanggil Tuhan menjadi “karyawan/pegawai-Nya” yang sering disebut hamba-Nya?. Dalam Alkitab menceritakan banyak cara yang dipakai oleh Tuhan. Misalnya, pemanggilan Musa di gunung Horeb melalui nyala api di semak duri (Kel. 3:1-3); Samuel dipanggil 3 kali ketika sedang mau tidur (I Sam. 3:1-10), Daud menjadi Raja Israel melalui “seleksi” terhadap ketujuh anak Isa oleh Samuel. Yeremia bahkan telah terpilih sejak dalam kandungan ibunya (Yer. 1:5). Yesus juga dalam pemilihan kedua belas rasul memiliki berbagai peristiwa dalam pertemuan dengan mereka. Bahkan pemanggilan Paulus justru ketika dia sedang dalam perjalanan membunuh orang Kristen, namun bertemu Yesus di Damsyik. Dan banyak lagi peristiwa yang lain.
Dalam Firman Tuhan ini, pemanggilan Yesaya memiliki keunikan tersendiri karena dalam bentuk visi (penglihatan) di Bait Suci. Pemanggilan Yesaya sendiri dalam konteks ketika orang Israel berada dalam “kekacauan” baik sosial, politik dan spiritual. Mereka sedang berada dalam keterpurukan karena sibuk berperang dengan bangsa seperti Asyur dan Babel. Juga mereka menjauh dari Tuhan dengan menyembah ilah lain. Dari kondisi ini membuat Allah marah kepada mereka (lebih jelasnya lihat Yes. 1:1-4)
Untuk itu dia memanggil seorang Nabi yang bisa menjadi “juru bicaranya” dalam menegur sekaligus menubuatkan kehancuran bagi Orang Israel/Yehuda karena telah berpaling dari Tuhan (Yes. 1:9-12).
Dalam proses pemanggilan tersebut, Allah didampingi oleh para malaikat Serafim. Serafim secara harfiah disebut dengan “malaikat yang menyala” sehubungan dengan kemuliaan yang mereka miliki disamping Allah. Mereka memiliki 6 sayap yang terdiri dari dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Sambil melayang mereka menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan. Karena suara mereka yang luar biasa sehingga menggoyangkan Bait Allah (Yes. 6:2-4)
Melihat situasi ini, Yesaya menjadi takut karena menyadari dirinya pasti Celaka karena telah melihat Allah. Karena pemahaman pada saat itu, siapa yang melihat Allah pasti mati (bd. Kel 33:20). Dan dia menyadari sebabnya karena dia adalah orang yang berdosa atau “najis bibir” (Yes. 6:5).
Tetapi Tuhan mengampuni Yesaya dengan mengambil bara dari mezbah dan menyentuhkannya ke mulutnya sebagai tanda pengampunan (Yes. 6:6-7). Sekarang setelah hidup Yesaya dipulihkan, maka muncul pertanyan, “siapa yang diutus Allah menyampaikan maksud dan tujuannya”? Dengan segera Yesaya menjawab, “Ini Aku, Utuslah Aku” (Yes. 6:8). Kesediaan ini adalah berasal dari kesungguhan hati, kesetiaan yang tentu saja dengan segala konsekwensinya yaitu penderitaan, celaan, hinaan bahkan pembunuhan dari sesama sebangsanya. Namun Yesaya menerima semuanya itu, karena dia tahu bahwa Tuhan akan bersamanya.
Bagaimana dengan kita? Kita juga telah dipanggil Tuhan menjadi umat-Nya dengan proses yang mahal melalui “kematian Yesus di kayu salib”.  I Petrus 1:18-19 tertulis,  “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”
Tugas kita sekarang adalah memulai hidup baru di dalam Tuhan (II Kor. 5:17), dengan menjadi saksi-Nya di tengah-tengah dunia (Mat. 28:19-20 dan Kis. 1:8), melalui seluruh eksistensi kehidupan kita dengan menjadi “garam” dan “terang” dunia (Mat. 5:13-16). Tentu menjadi pengikut Yesus banyak tantangan dan cobaan, tetapi kita tidak perlu takut, karena Yesus sendiri melalui kuasa Roh Kudus akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman. Ingat, “banyak yang terpanggil, tetapi sedikit yang terpilih”. Tuhan Yesus memberkati!. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pola Hidup Jemaat Filadelfia

Pola Hidup Jemaat Filadelfia Wahyu 3:7-13                                                                PENDAHULUAN Melalui pembacaan firman Tuhan yang terambil dari kitab Wahyu 3:7-29 ini saya ingin mengajak kita semua untuk melihat bagaimana luar biasanya jemaat Tuhan di kota ini. Mereka yang tidak memiliki kekuatan besar tetapi mampu tetap mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus. Kota Filadelfia adalah sebuah kota yang dikelilingi oleh gunung berapi sehingga di kota ini seringkali terjadi gempa bumi yang hebat dan sering disebut juga tanah berapi. Karena kota ini dikelilingi oleh banyak gunung berapi, maka kota ini memiliki tanah yang subur. Kota...

MELAYANI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI

MELAYANI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI 1 Petrus 5:1-6 Melayani menjadi satu respons yang indah ketika seseorang mengalami hidup yang diberkati Tuhan. Bukan saja mereka yang duduk di dalam jabatan, bukan saja mereka yang berada di dalam satu pelayanan di dalam gereja, setiap anak Tuhan sepatutnya dan seharusnya memiliki prinsip hidup kita adalah hidup yang melayani Tuhan. Surat 1 Petrus , khususnya pasal ke 5 adalah satu bagian dimana Petrus yang sudah tua sedang berbicara kepada hamba-hamba Tuhan yang masih muda, dan juga kepada badan-badan pengurus gereja dimana mereka melayani. Tetapi saya juga yakin dan percaya firman Tuhan ini relevan diberikan untuk setiap kita, memberi direksi bagaimana sikap kita, hidup kita melayani Kristus yang sudah datang terlebih dahulu sebagai Gembala kita yang agung yang melayani kita semua. Ada 3 Bagian tentang Hamba-hamba Tuhan yang Masih Muda Ada 3 bagian di sini, bagian pertama, ayat 1 berbicara mengenai dasar kenapa hidup kita melayani...

BERSYUKUR ATAS ANUGRAH PENYERTAAN TUHAN

BERSYUKUR ATAS ANUGRAH PENYERTAAN TUHAN Dalam sepanjang hidup ini, setiap dari kita tentunya sudah pernah merasakan  kebaikan Tuhan. Kita ada sampai dengan saat ini dalam keadaan yang baik tanpa kekurangan suatu apapun, juga merupakan salah satu anugrah serta kebaikan Tuhan yang patut kita syukuri. Bahkan sedikit atau banyak kita semua pasti pernah mendapatkan anugrah dari Tuhan, apakah itu berupa kesembuhan, berkat ataupun pertolongan Tuhan yang lain, sebab Yesus yang kita sembah adalah Tuhan yang penuh dengan kebaikan dan kemurahan. Kebaikan terbesar yang Tuhan nyatakan yaitu ketika Ia rela mengorbankan diriNya di atas kayu salib bagi keselamatan umat manusia, dan tidak ada yang dapat menandingi kebaikan Tuhan. Oleh sebab itu, setiap hari kita perlu bersyukur atas kebaikan yang Tuhan nyatakan. Jangan pernah mengeluhkan kondisi yang kita alami, sebab ketika kita dapat bersyukur kita akan dapat melihat kebaikan Tuhan yang lebih besar lagi. Mazmur 34:9 mengatakan kecaplah ...