Langsung ke konten utama

DI DALAM TUHAN ADA KEBAHAGIAAN

DI DALAM TUHAN ADA KEBAHAGIAAN

Kebahagiaan mungkin merupakan hal yang paling dicari banyak orang. Mereka berusaha memiliki banyak harta, popularitas, jabatan, dsb, yang harapannya dengan itu mereka akan merasa bahagia. Hidup tanpa hambatan dan masalah, selalu penuh hal-hal yang manis dan menyenangkan hati.
Lalu, bagaimana kebahagiaan itu menurut pemahaman Kristen? Kebahagiaan atau kesenangan menurut Alkitab, sebetulnya adalah menyangkut posisi, yaitu di mana kita di hadapan Tuhan. Sebuah ilustrasi: jika disuruh memilih, semua orang tentu ingin sehat dibanding sakit. Sebab orang pada umumnya beranggapan bahwa kebahagiaan ada pada saat kita sehat. Dengan kata lain, orang yang sedang sakit tidak mungkin merasakan kebahagiaan. Tetapi jangan lupa, ada orang yang saking sehatnya jadi gemar berbuat dosa. Sementara orang yang sakit-sakitan, karena kondisinya yang sakit-sakitan itu, dia selalu berdoa kepada Tuhan. Dalam ketidakberdayaannya, dia semakin dekat, semakin akrab dengan Tuhan di dalam doa dan perenungannya. Jadi, masalah kebahagiaan itu bukan pada kondisi sehat atau sakit, tetapi seperti apa posisi kita di hadapan Tuhan: bersama dengan Tuhan atau beroposisi dengan Tuhan?
Tetapi banyak orang Kristen sering memperlihatkan mental payah, murahan, sangat jauh dari ajaran Alkitab. Orang-orang bermental seperti ini yang juga selalu sibuk dalam mencari kebahagiaan, mengartikan keba-hagiaan itu hanya sebatas sehat. Bagi mereka, sakit itu adalah sesuatu yang terkutuk, dosa. Sedangkan kemiskinan merupakan aib, dan seterusnya. Terhormatlah mereka yang miskin di dalam kejujuran daripada kaya dengan cara yang tidak benar.
Memang adalah hal yang sangat membahagiakan kalau kita sehat dan ikut Tuhan. Hidup dalam kondisi ekonomi yang berke-limpahan (kaya), dan memuliakan Tuhan, adalah sikap yang sangat tepat. Tuhan tidak anti terhadap kekayaan atau kemiskinan, tetapi jangan mendiskreditkan orang miskin dan orang sakit sebagai orang yang tidak beriman dan berdosa. Ingat, posisi di hadapan Tuhan, itu yang paling penting dalam menilai seseorang itu berbahagia atau tidak.
Rasa bahagia juga adalah aktualisasi daripada iman itu sendiri. Kalau kita memang seorang yang beriman, hal itu harus ter-aktualisasi. Wujudnya bagaimana? Kita berjalan dalam pengharapan menuju kepada kenyataan sampai akhirnya meraih kemenangan. Kebahagiaan bukan terletak pada saat kita menerima, tetapi pada waktu kita memberi. Itulah sebabnya orang yang miskin itu belum tentu kurang merasa berbahagia dibandingkan dengan orang yang kaya.
Banyak orang kaya tidak mampu memberi dalam jumlah yang cukup, sebab dia cuma bisa berhitung saja. Sebab dalam memberikan sesuatu, dia juga menuntut penghormatan. Rasa-nya tidak salah untuk mengatakan orang semacam ini sebagai gila hormat. Dia tidak merasa puas jika tidak dihormati orang lain. Dalam rangka ingin dihormati, orang seperti ini tidak merasa rugi menghambur-hamburkan duit ke segala penjuru, membagi-bagi uang ke sana ke mari. Jika uangnya habis, sirna pula rasa kehorma-tannya. Sungguh suatu kebodo-han memang. Sebaliknya, tidak sedikit orang miskin, namun berusaha memberikan apa yang bisa diberikannya. Mungkin bukan uang atau hal-hal berupa materi yang bisa dia berikan, tetapi waktu, kesetiaan, kualitas diri, sikap bisa dipercaya, dan sebagainya. Di dalam kekristenan, bahagia dan menderita adalah paradoks yang absolut dan ada dalam kehidupan. Kebahagiaan ini kita dapatkan justru karena kita berani menyangkal diri. Tetapi menurut teori orang-orang umum, penyangkalan diri adalah sebuah penderitaan dan kehilangan. Tetapi bagi kita, menyangkal diri justru suatu kehormatan, sebab di sanalah letak kebahagiaan itu. Suatu paradoks, memang. Jadi keberhasilan memikul salib di dalam kehidupan kita oleh karena anugerah dan pertolongan Tuhan, itulah kebahagiaan kita.
Kebahagiaanlah yang membuat kita tersenyum sekali pun kita berada di dalam kesulitan yang luar biasa. Realita semacam ini yang memang banyak ditemui. Tetapi ini merupakan kemenangan iman Kristen yang paling solid dan paling kuat. Karena itu, di tengah-tengah perjalanan hidup, sebagai seorang pekerja misalnya, janganlah kita terlalu terikat kepada fenomena-fenomena kesulitan hidup. Teroboslah segala kesulitan itu, dan bertarunglah secara elegan. Jangan cengeng. Jangan melarikan diri dari pertarungan yang sedang kita alami. Tuhan Yesus memberkati!. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pola Hidup Jemaat Filadelfia

Pola Hidup Jemaat Filadelfia Wahyu 3:7-13                                                                PENDAHULUAN Melalui pembacaan firman Tuhan yang terambil dari kitab Wahyu 3:7-29 ini saya ingin mengajak kita semua untuk melihat bagaimana luar biasanya jemaat Tuhan di kota ini. Mereka yang tidak memiliki kekuatan besar tetapi mampu tetap mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus. Kota Filadelfia adalah sebuah kota yang dikelilingi oleh gunung berapi sehingga di kota ini seringkali terjadi gempa bumi yang hebat dan sering disebut juga tanah berapi. Karena kota ini dikelilingi oleh banyak gunung berapi, maka kota ini memiliki tanah yang subur. Kota ini didirikan oleh Emenes, raja pergamus pada abad 2 SM dan diberi nama adiknya Atalus dan karena ketaatan adiknya itulah maka diberilah nama kota ini “Filadelfos”. Kata filadelfia ini berasal dari kata “Filos” dan Adelfos” yang artinya kasih persaudaraan. Filadelfia adalah sebuah kota yang berada di tem

BERSYUKUR ATAS ANUGRAH PENYERTAAN TUHAN

BERSYUKUR ATAS ANUGRAH PENYERTAAN TUHAN Dalam sepanjang hidup ini, setiap dari kita tentunya sudah pernah merasakan  kebaikan Tuhan. Kita ada sampai dengan saat ini dalam keadaan yang baik tanpa kekurangan suatu apapun, juga merupakan salah satu anugrah serta kebaikan Tuhan yang patut kita syukuri. Bahkan sedikit atau banyak kita semua pasti pernah mendapatkan anugrah dari Tuhan, apakah itu berupa kesembuhan, berkat ataupun pertolongan Tuhan yang lain, sebab Yesus yang kita sembah adalah Tuhan yang penuh dengan kebaikan dan kemurahan. Kebaikan terbesar yang Tuhan nyatakan yaitu ketika Ia rela mengorbankan diriNya di atas kayu salib bagi keselamatan umat manusia, dan tidak ada yang dapat menandingi kebaikan Tuhan. Oleh sebab itu, setiap hari kita perlu bersyukur atas kebaikan yang Tuhan nyatakan. Jangan pernah mengeluhkan kondisi yang kita alami, sebab ketika kita dapat bersyukur kita akan dapat melihat kebaikan Tuhan yang lebih besar lagi. Mazmur 34:9 mengatakan kecaplah dan

MELAYANI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI

MELAYANI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI 1 Petrus 5:1-6 Melayani menjadi satu respons yang indah ketika seseorang mengalami hidup yang diberkati Tuhan. Bukan saja mereka yang duduk di dalam jabatan, bukan saja mereka yang berada di dalam satu pelayanan di dalam gereja, setiap anak Tuhan sepatutnya dan seharusnya memiliki prinsip hidup kita adalah hidup yang melayani Tuhan. Surat 1 Petrus , khususnya pasal ke 5 adalah satu bagian dimana Petrus yang sudah tua sedang berbicara kepada hamba-hamba Tuhan yang masih muda, dan juga kepada badan-badan pengurus gereja dimana mereka melayani. Tetapi saya juga yakin dan percaya firman Tuhan ini relevan diberikan untuk setiap kita, memberi direksi bagaimana sikap kita, hidup kita melayani Kristus yang sudah datang terlebih dahulu sebagai Gembala kita yang agung yang melayani kita semua. Ada 3 Bagian tentang Hamba-hamba Tuhan yang Masih Muda Ada 3 bagian di sini, bagian pertama, ayat 1 berbicara mengenai dasar kenapa hidup kita melayani