HIDUP YANG
SALING MEMBERKATI
Cukupkah
kekuatan kita untuk menghadapi berbagai masalah hidup sendirian? Mungkin untuk
sementara kita bisa berkata cukup, tapi untuk jangka waktu lama tentunya akan
sangat sulit jika kita hanya sendirian. Dan Tuhan pun tidak pernah menciptakan
manusia sebagai mahluk-mahluk individualis. Tuhan menciptakan manusia sebagai
mahluk sosial yang harus saling terhubung dan terintegrasi agar dapat terus
berjalan ke arah yang lebih baik. Tuhan bahkan menyatakan bahwa tidaklah baik
apabila manusia itu sendirian. "Tidak baik, kalau manusia itu
seorang diri saja.." (Kejadian 2:18). Itu artinya manusia memang
diciptakan sebagai mahluk sosial yang saling terkait dengan sesamanya. Kita
adalah bagian integral dari masyarakat majemuk. Ada saat ketika kita akan tahu
bahwa kita butuh orang lain untuk bisa bertahan hidup. Lingkungan yang sulit,
dunia yang jahat dan sebagainya setiap saat akan membuat kita semakin lama
semakin lemah. Disaat seperti itu kita butuh teman-teman yang sanggup
menguatkan, meneguhkan, mengingatkan dan menolong.
Ada
waktu kita butuh dikuatkan, sebaliknya ada saat ketika kita bisa menguatkan.
Tidak ada manusia yang sempurna, 100% kuat dan sanggup mengatasi segalanya
sendirian. Bayangkan jika kita tidak memiliki teman-teman bisa saling dukung
dan saling menasehati, memberi masukan, mengingatkan, menegur apabila kita
melenceng dari kebenaran Firman Tuhan. Tentu kita akan jauh lebih kuat
menghadapi segala problema yang hadir dalam hidup kita.
Tuhan
meminta agar kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan namun sebaliknya,
hendaklah kita memberkati mereka yang telah menyakiti kita, karena kita
dipanggil untuk memperoleh berkat. Sebab mata Tuhan melihat orang-orang benar
dan telinga-Nya mendengar mereka yang meminta tolong, namun dengan tegas wajah
Tuhan akan menentang orang-orang yang berbuat jahat. Kita perlu saling menerima
satu dengan yang lain dengan apa adanya, bukan "ada apanya".
Kita tulus menerima kelebihan mereka tanpa perlu iri hati, tapi malah ikut
senang dengan keberhasilannya. Kita juga menerima kelemahan/kekurangan mereka
tanpa membicarakannya dengan orang lain atau memakai kelemahan itu sebagai
kunci untuk menjatuhkan mereka. Dalam 2 Korintus 8:14
dikatakan, justru kelemahan kita ditutupi oleh kelebihan orang lain dan
sebaliknya kelemahan orang lain, pasti dapat ditutupi dengan kelebihan kita.
Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar