SAUL
KISAH PARA
RASUL 9:9-31
Perjumpaan
dengan Tuhan Yesus yang selanjutnya mengubah secara total seluruh sendi
kehidupan Saul. Dari memusuhi menjadi mengasihi, dari membenci menjadi
mencintai. Akibatnya Damsyik yang semula dirancang akan menjadi ajang penangkapan
dan penyiksaan bagi siapa saja yang mengaku dan percaya kepada Tuhan Yesus,
berubah menjadi lahan pemberitaan bahwa Yesus adalah Mesias yang sejati,
sebagaimana yang sudah dijanjikan oleh Allah sendiri.
Dari
sini kita mengetahui bahwa sebuah pertobatan akan jika disana ada hati yang
berjumpa dan mau diubah oleh Tuhan. Tanpa itu pertobatan hanya bersifat
sandiwara dan hanya demi kepentingan-kepentingan tertentu. Pertobatan yang
demikian itu dijamin tidak akan membuahkan apa-apa.
Saudara-saudara
mungkin teman-teman Saul pada wakti itu memandang rendah keputusan yang sudah
diambilnya, yaitu ikut Tuhan Yesus dan memberitakan bahwa Dia adalah Mesias
yang sejati.
Inilah
tantangan yang dihadapi rasul Paulus. Tetapi semua itu bukan masalah baginya.
Iman Paulus bukan iman roti. Iman Paulus bukan iman “sembako”, juga bukan iman
imitasi yang mudah patah karena tersandung kerikil kecil. Bagi Paulus, imannya
tidak ada hubungannya dengan untung-rugi. Iman adalah panggilan dan keterpesonaan
kepada Allah. Oleh karena itu ia berkata : “hidupku bukan aku lagi tetapi
Kristus yang ada didalamnya”. Dengan demikian bukan hal yang aneh jika Paulus
tetap menjadi pelayan dan pewarta injil yang tangguh meskipun banyak tantangan
yang harus dihadapi. Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar