JEMAAT TUHAN
KISAH PARA
RASUL 20:17-38
Untuk
saat ini mungkin kita mengalami kesulitan untuk menggambarkan bagaimana cara
kerja para rasul Tuhan Yesus saat itu dalam mengabarkan Injil. Kita melihat
bahwa mereka begitu bersemangat, sehingga rintangan-rintangan yang dihadapi
seperti tidak diragukan lagi. Bacaan hari ini suadananya sedikit mengaharukan. Di
depan penatuas jemaat Efesus, Paulus menyampaikan kata-kata perpisahan, sebab
ia harus segera pergi ke Yerusalaem. Dalam sambutannya, Paulus berkata: “Tetapi
sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang
akan terjadi atas diriku di sini...”. pesan rasul Paulus sekilas memberi kesan
bahwa ia sedang putus asa dan seakan-akan sudah tahu kalau pertemuan di Miletus
dengan penatua jemaat Efesus merupakan pertemuan yang terakhir. Memang, sesuai
dengan berita yang didengar, orang Yahudi khususnya para pemimpin agama Yahudi
sudah sepakat untuk membunuh dan menangkap Paulus.
Paulus
tidak memandang jemaat Tuhan sebagai “perkumpulan” orang percaya. Atau juga
sebagai sebuah “organisasi” yang diatur dengan aturan atau tata organisasi yang
canggih. Tetapi ia memandang jemaat Tuhan sebagai “kawanan” atau berasal dari
Tuhan sendiri.
Jemaat
yang digambarkan sebagai “kawanan” milik Tuhan memang mengingatkan kita kepada
kawanan domba. Bagi bangsa-bangsa di Timur Tengah, domba merupakan barang
berharga. Kekayaan seseorang seringkali dinilai dari jumlah domba yang
dimiliki. Kalu sekarang jemaat digambarkan sebagai “kawanan” milik Tuhan,
berarti jemaat itu milik Tuhan yang mempunyai nilai tinggi dan berharga dimata
Tuhan. Sebagai Sang Pemilik, tidak akan membiarkan kawanan-Nya hidup sendirian
di padang gurung dunia. Jadi tugas utama kita bukan untuk mengawasi kehidupan
iman “kawanan” milik Tuhan, melainkan justru mendampingi mereka dalam menempuh
perjalanan hidup ini. Kita harus menjadi “kawanan” yang baik bagi umat Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar