HIDUP DENGAN SAUDARA SEIMAN
Tuhan adalah terang, sehingga siapa pun yang hidup dalam Dia akan hidup dalam terang itu. Dan “Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.” . Jadi, orang Kristen yang ada dalam Kristus akan selalu rindu bersekutu denganNya dan saudara-saudara seiman lainnya.
Lalu, di manakah dan bagaimanakah kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain? Apakah di acara-acara pernikahan atau ulang tahun? Di tempat-tempat olahraga atau gedung bioskop? Persekutuan seorang dengan yang lain adalah di tempat ibadah atau Bait Allah. Tanpa disadari banyak orang Kristen tak lagi rindu berada di bait Tuhan karena waktunya tersita oleh kesibukan atau kegiatan non rohani. Padahal “Tuhan ada di dalam baitNya yang kudus;” (Mazmur 11:4a). Tuhan memberikan waktu 24 jam sehari. Berapa jam kita pergunakan untuk bersekutu dengan Tuhan? Lalu, berapa jam yang kita habiskan duduk-duduk di depan TV atau nongkrong dengan teman di tempat lain? Seringkali kita berkata, “Aku tidak bisa ke gereja, anak-anak masih kecil, tidak ada pembantu.” Bila roh kita benar-benar merindukan hadiratNya kita dapat datang ke rumah Tuhan di hari Minggu. Disana kita akan mengalami hadiratNya, bersekutu dengan Roh Kudus dan orang-orang beriman lainnya.
Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik." Mazmur 84:11.
Aspek lain yang membawa seseorang kepada kedewasaan rohani adalah apabila ia suka bersekutu dengan Tuhan dan juga dengan sesama saudara seiman. Persekutuan dengan Tuhan ini mutlak dimiliki setiap orang percaya, demikian juga persekutuan dengan sesama.
Kata persekutuan artinya dipersatukan menjadi satu. Jadi apabila ada persekutuan akan terjadi ikatan antara satu dengan lainnya begitu erat, bersatu dan tidak dapat dipisahkan. Betapa pentingnya ikatan persekutuan ini sehingga banyak ayat Alkitab yang menyatakan tentang hal ini, contoh: "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (Pengkotbah 4:9-10). Maka dari itu Rasul Paulus pun menasihati, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25).
Bersekutu dengan Tuhan berarti senantiasa melekat pada pokok anggur yaitu Tuhan Yesus, sebab kita ini adalah carang-carangNya. Tidak mungkin carang bisa hidup tanpa menempel pada pokoknya, demikian juga kita tidak dapat hidup tanpa bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. "Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4b). Jadi kalau kita tidak tinggal tetap di dalam Kristus kita tidak bisa menghasilkan buah. Bukan hanya tidak bisa berbuah, tapi lambat laun kita bisa mengalami kematian atau kekeringan rohani karena tidak ada siraman air hidup yang biasa diperoleh melalui persekutuan tersebut. Di luar Tuhan atau tanpa persekutuan dengan Tuhan Yesus mustahil kerohanian bisa bertumbuh. Tuhan Yesus Memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar