KEHIDUPAN KITA YANG SEBENARNYA
makna tujuan hidup orang Kristen yang sudah dirancang oleh sang desainer agung yaitu Allah sendiri. Sudah sejak lama manusia berusaha untuk menemukan makna tujuan hidupnya di dunia ini. Ada kesalahan persepsi manusia tentang hidupnya di bumi ini.
Secara umum, kebanyakan orang beranggapan bahwa makna tujuan hidup ditentukan oleh materi. Semakin besar materi yang dimilikinya, maka semakin tinggi makna tujuan hidupnya. Pada era moneterisasi, makna kehidupan dinilai dari seberapa banyak seseorang memiliki materi.
Berangkat dari standar ini, maka sebagian besar orang memiliki tujuan hidup "aku harus punya banyak". Namun berbeda dengan pandangan umum, makna tujuan hidup orang Kristen sesungguhnya bukanlah terletak pada seberapa banyak materi yang dimiliki.
Orang yang tidak memiliki tujuan hidup yang jelas di dunia ini sama seperti seseorang yang berenang dalam kegelapan di tengah lautan, tanpa arah yang jelas dan kemungkinan terbesar akan terdampar di tempat yang tidak diharapkan. Sekalipun kebanyakan orang berang-gapan bahwa mereka mempunyai tujuan hidup, namun kebanyakan meletakkannya pada sasaran yang tidak tepat. Pada umumnya orang berjuang keras dan berusaha sekuat tenaga untuk mengejar kekayaan, kekuasaan, harga diri atau keluarganya yang seringkali disertai dengan pengejaran gelar atau pendidikan tinggi. Seringkali orang-orang yang memfokuskan dirinya untuk untuk mengejar hal-hal demikian pada akhirnya akan mengalami kebuntuan dan ketidakpuasan pada makna dan tujuan hidupnya, karena mereka meletakkannya sebagai tujuan tertinggi hidupnya. Kalau demikian apa yang seharusnya menjadi tujuan hidup manusia di dunia ini dan apakah tujuan utama hidup orang Kristen di dunia ini?
A pa yang kelihatan atau “hal-hal duniawi” adalah “sementara” dan itu yang menjadi fokus hati dan hidup orang-orang yang belum bertobat? Dan yang menjadi pertanyaan adalah apakah Anda sudah bertobat? Jika Anda sudah bertobat, bukankah tidak seharusnya “hal-hal duniawi” yang bersifat sementara itu menjadi fokus hati dan hidup Anda.
Sejak awal penciptaan Allah memberikan mandat kepada manusia yaitu untuk memenuhi bumi dan untuk mengelola seluruh alam ciptaan-Nya (Kej 1:27-28). Namun jauh daripada sekadar mendirikan pernikahan dan keluarga (beranak cucu) serta mengelola bumi, tentu ada tujuan yang lebih utama dari semua itu. Dengan kata lain bagi orang Kristen, pencapaian cita-cita, kedudukan atau kekuasaan, kekayaan atau kesuksesan bukanlah tujuan hidup yang utama, semua itu hanyalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih utama (tertinggi). Pertanyaan pertama dalam Katekismus Westminster menanyakan "Apakah tujuan utama (tertinggi) manusia?" Jawabannya adalah "untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya." Fokus dari jawaban tersebut adalah memuliakan Allah, yang harus menjadi tujuan utama dari semua aktivitas dan gerak hidup orang Kristen. Hal ini secara sederhana disimpulkan dalam 1 Korintus 10:31,"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."
Apakah tujuan hidup manusia bisa dilepaskan dari keberadaan Allah dan rencana-Nya? Hanya dalam kerangka hidup memuliakan Allah saja orang Kristen menemukan dan mengalami makna hidup yang sejati dan hanya dalam proses itu pula orang Kristen dapat menikmati anugerah Allah seutuhnya. R.C. Sproul berkata "Jika kita diciptakan oleh Allah, berarti kita memiliki relasi dengan Allah. Apabila manusia dilihat sebagai seseorang yang sendiri dan terpisah dari Allah, maka manusia akan tetap sendiri dan tidak penting. Apabila kita bukan makhluk ciptaan yang diciptakan dan ada hubungannya dengan Allah, maka kita hanyalah suatu kebetulan yang terjadi di dunia ini. Apabila kita muncul dari suatu kebetulan dan kemudian berakhir pada suatu kesia-siaan, maka kita menjalani kehidupan antara dua titik kesia-siaan yang tiada artinya.." (Essential Truths of the Christian Faith, 1992).
Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dan dengan suatu tujuan yang pasti sehingga tujuan hidup manusia tidak bisa dilepaskan dari rencana-Nya bagi hidup manusia. "Karena di dalam Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (Kol 1:16). Jelas sekali bahwa Allah merupakan pusat dan tujuan hidup semua manusia. Orang Kristen memiliki tujuan yang sangat khusus yang telah ditetapkan oleh Allah sebelum dunia dibentuk, Allah menginginkan agar semua orang Kristen benar-benar hidup bagi kemuliaan-Nya.
Kehadiran kekristenan sering tidak signifikan, bahkan justru menjadi batu sandungan, karena banyak orang Kristen menyimpang dari tujuan penyelamatannya. Bagi Paulus, kalau Allah masih memberi kesempatan untuk hidup, dia bertekad mengisinya dengan tujuan yang tepat. Apa tujuan yang tepat itu menurut rasul Paulus?
Pertama, menceritakan tentang Tuhan Yesus. Di manapun berada, bagaimanapun keadaan, dia selalu gunakan peluang untuk berbicara tentang Tuhannya. Perbendaharaan kata orang percaya, seyogianya bergerak tentang Tuhan Yesus. Acap kali hal itu tidak disadari oleh kebanyakan orang Kristen. Orang Kristen sibuk dengan dirinya sendiri, sementara tentang Tuhan Yesus mereka abaikan. Rasul Paulus tahu bahwa makna tujuan hidup di dunia ini adalah untuk menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada orang lain.
Kedua, menghadirkan sosok Tuhan Yesus. Kesaksian verbal baru sebagian dari tujuan. Cara hidup dan sepak terjang orang percaya harus menyatakan kehadiran-Nya. "Tingkah laku Anda berbicara lebih nyaring daripada perkataan Anda". Demikian peringatan orang-orang di lingkungan. Oeh karena itu, makna tujuan hidup orang percara adalah menghadirkan Tuhan Yesus melalui semua aspek kehidupannya. Inilah makna tujuan hidup sebagai pengikut Kristus.. Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar