KEBERSAMAAN
Kisah Para
Rasul 2:41-47
Kebersamaan
jemaat mula-mula nampak dalam hal:
1. Mereka
sehati dan sejiwa; ini menunjukkam adanya kebersamaan yang mendasar diantara
mereka. Satu pemikiran, satu pemahaman, satu perasaan yang semuanya ini akan melahirkan
satu bahasa, satu gerak dan satu tindakan dalam kehidupan.
2. Kebersamaan
yang telah kami utarakan diatas (sehati dan sejiwa), diwujudkan dalam
kebersamaan didalam pemahaman bahwa sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama dan
tidak seorangpun yang merasa dan berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya dalah
miliknya sendiri. Kebersamaan pemahaman ini diwujudkan dalam tindakan nyata
menjual harta milik yang dipunyainya, diletakkan dibawah kaki rasul-rasul dan
harta milik yang dipunyainya, diletakkan dibawah kaki rasul-rasul dan kemudian
dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai keperluannya.
3. Memberikan
kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dengan kuasa yang besar. Ketiga hal
ini menunjukkan bahwa kesakisan yang dilakukan oleh para rasul tidak hanya secara
verbal tetapi juga melalui perbuatan nyata. Dan semuanya ini berakibat bahwa
kehidupan mereak berlimpah dengan kasih karunia serta tidak ada yang kekurangan
diantara mereka. Begitulah kebiasaan hidup dalam kebersamaan ini nampaknya
sudah biasa dilakukan oleh mereka, termasuk Barnabas juga melakukan hal yang
sama. Menjual ladang miliknya, lalu membawa uangnya dibawah kaki rasul-rasul.
Kebersamaan
yang demikian adalah kebersamaan yang munafik/yang tidak tulus. Oleh karena itu
rasa solidaritas/kesetiakawanan dari yang “lemah” terhadap yang “kuat” untuk
tidak selalu menjadi beban baik dari segi jasmani maupun rohani. Sehingga
terwujudlah kesejahteraan lahir batin bagi semuanya.
Kita
selaku umat Kristiani/warga gereja juga dipanggil untuk memberikan kesaksian tentang
kebangkitan Tuhan Yesus, yang berarti memberi kesaksian tentang kemenangan
Krisus atas kuasa maut/dosa. Dan pasti ini tidak cukup hanya kita ceritakan,
tetapi harus kita wujudkan dalam perbuatan nyata, dalam bentuk tingkah laku dan
perbuatan yang tidak lagi memberi tempat pada kuasa dosa. Maka menghayati akan
kemenangan Kristus, berarti mengundang kita untuk bersikap rendah hati dan
bukan sebaliknya. Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar