JEMAAT TUHAN
Kisah Para
Rasul 20:17-38
Paulus
tidak memandang jemaat Tuhan sebagai “perkumpulan” orang percaya. Atau juga
sebagai sebuah “organisasi” yang diatur dengan aturan atau tata organisasi yang
sanggih. Tetapi ia memandang jemaat Tuhan sebagai “kawanan” dan istilah ini berasal dari Tuhan sendiri. Sebagai
kawanan milik Allah nilainya atau harganya sangat tinggi. Sebab diperoleh
melalui pengorbanan darah Yesus. Oleh sebab itu, Paulus tidak merasa rugi menjadi
milik Kristus, meskipun selama melayani jemaat Tuhan di berbagai tempat sering
mengalami penderitaan bahkan merasa bangga karena boleh menderita bagi Tuhan.
Sebagai “kawanan” milik Tuhan, maka yang mengatur yang memerintah adalah Tuhan
sendiri dengan perantaran penatua jemaat yang juga dipilih oleh Tuhan.
Dari
bacaan hari ini ada dua hal yang patut kita renungkan, yang pertama menyangkut
jemaat sebagai “kawanan” dan kedua menyangkut peranan penatua jemaat dalam
hubungannya dengan “kawanan” milik Tuhan.
1. Jemaat
sebagai “kawanan” milik Tuhan.
Jemaat yang digambarkan sebagai “kawanan” milik Tuhan memang
mengingatkan kita kepada kawanan domba. Bagi bangsa-bangsa di Timur Tengah,
domba merupakan harta yang berharga. Kekayaan seseorang seringkali dinilai dari
jumlah domba yang dimiliki. Kalau sekarang jemaat digambarkan sebagai “kawanan”
milik Tuhan, berarti jemaat itu milik Tuhan yang mempunyai nilai tinggi dan
berharga dimata Tuhan. Sebagai Sang Pemilik, tidak akan membiarkan kawanan-Nya
hidup sendirian di padang gurun dunia. Seperti yang digambarkan dalam Maz 23 :1
dst. Sang pemilik akan membawa kawanan domba-Nya ke padang rumput yang hijau
dan ke tempat yang penuh air. Disamping itu Sang Pemilik juga akan menjagai dan
menyertai perjalanan kawanan milik-Nya.
2. Kristus
sendiri yang menunjuk Penatua Jemaat
Sebagai “kawanan” milik Tuhan, apakah selama ini kita selalu
percaya bahwa Allah selalu memperhatikan segala kebutuhan kita? Atau justru
dalam perjalanan hidup ini kita cenderung mencari “jalan” kehidupan yang
dianggap sesuai dengan kebutuhan? Untuk menuju tempat yang penuh dengan rumput
dan air seperti yang digambarkan dalam Maz 23 tidak selamanya mudah. Ada
saatnya kita harus melawati lembah-lembah yang menakutkan dan menyakitkan.
Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar