Kasih Setia Tuhan
1 Yohanes 4:19
Allah
adalah kasih. Kasih adalah Allah. Kita tidak pernah merasakan kasih sejati di
luar Allah, dan sebaliknya, tanpa kasih Allah kita hanyalah kosong tak berarti.
Lebih dalam lagi, kasih identik pula dengan Allah. Sama halnya dengan Allah
yang tak kelihatan dan tak bisa disentuh, kasih pun begitu, hanya dapat
dirasakan di dalam hati.
idup sebagai orang percaya kita harus mengerti bahwa
ada proses pendewasaan yang harus kita lalui dalam hidup ini, dan tentu proses
pendewasaan ini akan mengubah kita menjadi pribadi seperti yang Tuhan
kehendaki, dalam proses pendewasaan inilah kita akan melihat bahwa sesungguhnya
tak berkesudahan kasih setia Tuhan dalam hidup kita.
Untuk mampu melihat akan kasih setia Tuhan yang tak
berkesudahan itu maka orang percaya harus melihatnya sampai kepada hal yang
paling mendasar yaitu, apabila saat ini kita masih menghirup nafas hidup, itu
artinya kasih setia Tuhan itu begitu nyata dalam hidup kita, sebab nafas hidup ini
milik Tuhan.
Ada begitu banyak orang percaya yang hanya mengukur
kasih setia Tuhan dengan berkat-berkat yang mereka terima, barulah mereka bisa
berkata “Tuhan itu baik” atau “Allah itu luar biasa”. Sesungguhnya bagi orang
percaya berkat Tuhan tidak dapat diukur hanya semata-mata dalam bentuk berkat
jasmani seperti, uang, makanan, pakaian, rumah, mobil, dan berbagai fasilitas
hidup lainnya yang bisa dinikmati, namun yang terpenting adalah ketika orang
percaya mampu melihat ada berkat-berkat kekal yang Tuhan sediakan bagi kita
setiap hari, dimana kita harus berjuang untuk mencapainya.
Berkat-berkat kekal ini akan kita capai tentu lewat
berbagai proses pendewasaan yang Tuhan izinkan itu terjadi dalam hidup kita,
bahkan terkadang proses itu terasa begitu menyakitkan.
Kalau kita baca dalam kitab Ratapan pasal 3 mulai
ayat 1 dan seterusnya, maka kita akan menemukan bahwa didikan Tuhan itu
berlangsung terus-menerus, bahakan pada Ratapan 3:17 Engkau menceraikan
nyawaku dari kesejahteraan, aku lupa akan kebahagiaan. 3:18 Sangkaku: hilang
lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada TUHAN.
Artinya rasanya hidup yang dijalankan begitu
menyakitkan, karena tidak ada lagi kesejahteraan, tidak ada kebahagian, bahkan
hidup yang dijalani rasanya seperti orang yang tidak lagi memiliki pengharapan
kepada Tuhan. Bahkan dikatakan dalam Ratapan 3:20 Jiwaku selalu teringat
akan hal itu dan tertekan dalam diriku.
Jadi disaat orang percaya mulai menaruh hati hanya
kepada perkara-perkara yang fana selagi masih hidup didunia ini, maka yang
dirasakan adalah jiwa akan selalu merasa tertekan.
Akan menjadi berbeda jika kita mulai merubah cara
pandang kita terhadap semua itu, dimana kita tidak lagi membiarkn diri kita
terikat dengan berbagai kesenangan dunia yang fana dan sementara tetapi mulai
mengarahkan hati kita hanya tertuju kepada perkara-perkara kekal yang
disediakan Tuhan. Kalau ini yang kita lakukan maka kita akan mampu melihat
kasih setia Tuhan tidak berkesudahan.
Firman Tuhan katakan di dalam Ratapan 3:21 Tetapi
hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: 3:22 Tak
berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 3:23 selalu baru
tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 3:24 “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh
sebab itu aku berharap kepada-Nya.
Jadi sebagai orang percaya kita harus tetap menyadari
bahwa proses pendewasaan dan pembentukan yang Tuhan lakukan bagi setiap kita,
selalu baru setiap hari, itulah sebabnya kita harus tanamkan didalam hati dan
pikiran kita setiap saat bahwa, tidak ada yang lain yang kita ingini di dunia
ini selain hanya menginginkan Tuhan saja. Itulah yang akan membuat kita mampu
berkata “Tuhan adalah bagianku”
Rahmat Tuhan yang selalu baru setiap hari harus
membuat kita terus belajar sungguh-sungguh untuk mengerti apa yang Tuhan mau
bagi hidup kita apa yang Tuhan kehendaki, karena setiap hari ada hal-hal yang
selalu baru yang Tuhan kehendaki supaya kita melakukannya dalam hidup kita,
artinya bila hari ini kita tidak dapat mencapai apa yang Tuhan inginkan maka
besok hal yang sama tidak mungkin terulang lagi.
Itulah kenapa betapa pentingnya orang percaya harus
terus menambatkan hatinya hanya kepada kehendak Tuhan semata-mata dan bukan
kepada dunia dengan segala kesenangannya. Tuhan Yesus memberkati!.Amin
Komentar
Posting Komentar