HIDUP DALAM KASIH
Roma 12:9-21
Manusia adalah mahkluk sosial, artinya tidak bisa
hidup sendiri tanpa memiliki hubungan dengan orang lain. Itu berarti seseorang
akan menikmati dan menjalani kehidupanya sebagai manusia yang wajar jika ia
memiliki hubungan dengan orang lain. Inilah yang membedakan antara manusia dan
binatang.
Hidup mengasihi orang lain adalah ciri khas umat
Allah. Perintah Allah yang utama adalah saling mengasihi, bukan semata-mata
untuk menegaskan bahwa manusia itu adalah mahkluk sosial, tetapi karna Allah
adalah kasih. Supaya dapat saling mengasihi secara baik dan benar, Yesus
meminta umat-Nya untuk senantiasa mendasarkan diri pada hubungan yang erat
dengan diri-Nya. Sebab Allah Sendiri melalui Yesus Kristus telah mengasihi
umat-Nya dengan memberikan nyawa-Nya.
Sebab
di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa,
menurut kekayaan kasih karunia-Nya
- Efesus 1:7
- Efesus 1:7
Mereka yang melakukan perintah ini, Yesus menyebutnya
sebagai sahabat-Nya yang menunjukkan adanya keakraban, di antara Allah dan
umat-Nya. Dalam keadaan seperti ini, umat Tuhan akan lebih memahami apa
kehendak Tuhan dalam kehidupan mereka.
Semua orang Kristen dari anak-anak sampai orang tua
dapat dengan mudah berbicara tentang kasih walaupun kenyataannya kehidupan
Kristen kita seringkali bertentangan dengan kasih. Ada sebagian orang yang
berpikir bahwa ketika ia tidak punya masalah dengan orang lain, selalu
tersenyum dan baik dengan orang lain maka ia sudah hidup dalam kasih. Namun
lewat bacaan hari ini, kita akan belajar dari Paulus tentang bagaimana caranya
seorang Kristen hidup dalam kasih.
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan yaitu:
- jangan dengan pura-pura atau munafik,
- saling mengasihi diantara saudara,
- mendahului dalam memberi hormat,
- membantu orang-orang yang berkekurangan,
- memberi tumpangan,
- bersukacita dengan orang yang bersukacita,
- menangis dengan orang yang menangis,
- tidak membalas kejahatan dengan kejahatan,
- tidak menganggap diri pandai dan
- hidup dalam perdamaian dengan semua orang.
Dengan hidup saling mengasihi, umat Allah dapat
menjalankan berbagai tugas panggilannya dengan baik dan “menghasilkan buah”
bagi kemuliaan Allah dan kebahagian kehidupannya. Jemaat sebagai umat Allah,
mesti menempatkan hal saling mengasihi sebagai ciri khas kehidupan. Jikalau
tidak, maka sebenarnya kita sedang merusak Gereja-Jemaat itu sendiri. Bukankah
banyak Gereja-Jemaat yang kalau berbicara tentang kasih begitu bersemangat
tetapi untuk melaksanakannya begitu berat? Akibatnya banyak yang kehilangan jati
dirinya, bahkan tidak berbeda dengan organisasi-organisasi lain dalam
masyarakat.
Ketika kita berusaha untuk memahami dan mengerti apa
yang disampaikan Paulus tentang hidup dalam kasih, di sini, tentu lebih mudah
dari melaksanakannya. Sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus,
kita tidak punya pilihan lain kita harus hidup dalam kasih. Semoga kita tidak
hanya pandai berbicara tentang kasih atau memahaminya saja tetapi lebih dari
itu kita juga harus tinggal di dalam kasih itu.
Sedapat-dapatnya
kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
- Roma 12:18. Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar