Jangan lupakan Kuasa Tuhan
Ayub 38:4
“Dimanakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau
memiliki pengertian!”
Berada dalam situasi sulit, penuh penderitaan, kesengsaraan, tentu
tidak enak. Tidak ada seorangpun manusia yan ingin hidupnya dipenuhi masalah.
Tapi namanya hidup, ada saat-saat dimana
kita tidak bisa menghindari hadirnya problema dalam kehidupan. Terkadang
masalah yang datang tidak hanya satu, tetapi beruntun atau bertumpuk-tumpuk,
sehingga kita menderita karnanya.
Adakalanya jalan keluar tidak kunjung kelihatan bagaikan berjalan
dalam sebuah lorong gelap dimana tidak terlihat setitik cahaya pun diujung
sana. Disaat tekanan begitu besar menerpa kita, manusia yang terbatas ini ada
saatnya kita menjadi lemah dan tenggelam dalam penderitaan.
Kita bisa lupa kepada keagungan Tuhan, kuasa dan kemampuan-Nya
yang tidak terbatas, dan tentu saja kebaikan serta kasih setia-Nya. Himpitan
masalah penuh penderitaan berkempanjangan akan mulai mengaburkan pandangan kita
tentang kebaikan Tuhan , dan mulai menganggap bahwa Tuhan mungkin sudah tidak
lagi peduli dengan hidup kita, atau bahkan mulai mempertanyakan keberadaanNya.
Di saat-saat seperti itu kita diingatkan kembali akan keajaiban kuasa Tuhan
yang tidak terbatas. Seperti yang terjadi pada Ayub.
Ayub mengalami serangkaian pengalaman tragis dalam hidupnya. Membaca
kisah Ayub berarti membaca bagaimana kehidupan seseorang bisa berbalik drastis
dalam waktu singkat, seperti pesawat yang menukik tajam dan langsung hancur
berkeping-keping menghantam bumi. Begitu beratnya apa yang dialami Ayub,
sehingga biasanya ketika berbicara mengenai penderitaan dan rasa sakit yang
luar biasa, kita akan segera mengacu pada Ayub.
Ayub pada mulanya terkenal saleh, jujur dan takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (Ayub 1:1). Ia juga orang
yang terkaya di sebelah timur (ay 3). Hidupnya sempurna. Namun kemudian
semuanya musnah. Ribuan ternaknya musnah (ay 16-17), anak-anaknya tewas (ay
19). Hartanya habis ludes dalam waktu singkat, kemudian disusul dengan penyakit
kulit mengerikan menimpa sekujur tubuhnya. (2:7). Selesai sampai disana? Tidak
ternyata istrinya sendiri mengutuk dia, dan teman-temannya mengolok-olok apa
yang terjadi atas dirinya.
Berat, sungguh berat, Ayub
tidak siap mengahadapi semua ini secara mendadak. Ia pun kemudian terperangkap
oleh pikirannya sendiri bahwa Tuhan bertindak tidak adil. Ketika pada akhirnya
Ayub melayangkan gugatan kepada Allah (ay 31-35), Ayub telah bertindak seolah
ia mengerti masalah penderitaannya adalah masalah dengan Tuhan. Ayub menuntut
agar Allah bertanggung jawab atas penderitaannya.
Ayub yang sedang sengsara dalam kesakitan luar biasa baik secara
fisik maupun mental lupa siapa sejatinya Tuhan.
Namun, Allah tidak menjawab gugatan Ayub. Sebaliknya, Allah
mempertanyakan hak Ayub menggugat Dia. Siapakah Ayub, ciptaan dibandingkan
dengan Allah pencipta? Dan yang terjadi kemudian adalah, Tuhan mengingatkan
Ayub mengenai kuasaNya.
Apa yang diingatkan Tuhan kepada Ayub? Mari kita lihat beberapa
diantaranya.
Allah mulai dengan pertanyaan: dimanakah Ayub ketika alam semesta
dan segala isinya diciptakan (ay 38:4-21)? Adakah Ayub hadir ketika Allah
berkarya? Dimana kah Ayub waktu Tuhan menciptakan bumi? (ay 4-7); laut (ay
8-11); pagi hari (ay 12-15); dunia dalam (ay 16-18); terang (ay 19-21); salju
(ay 22-23); badai (ay 24-27); hujan (ay 28-30); bintang-bintang (ay 31-33);
awan (ay 34-38).
·
Tuhan meletakkan dasar bumi. “Dimanakah
engku. Ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai
pengertian!”(38:4)
·
Tuhan menetapkan batas samudera.
“Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual keluar dari dalam
rahim?” (ay 8)
·
Tuhan menerbitkan matahari pagi.
“Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh
datang dini hari atau fajar kautunjukkan tempatnya” (ay 12)
·
Tuhan berkuasa atas hidup dan
mati. “Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau
melihat pintu gerbang kelam pekat?” (ay 17)
·
Tuhan mendatangkan salju (ay 22),
hujan (26), bahkan membekukan air (ay 30)
·
Tuhan membuat rumput-rumput
bertunas lewat hujan (26-27)
·
Tuhan memberi hikmat dan
kebijaksanaan (ay 36)
·
Tuhan menetapkan masa mengandung
dan melahirkan bagi hewan (39:4) dan
seterusnya;
Pertanyaan-pertanyaan Allah yang
tak dapat dijawab menyadarkan Ayub untuk belajar dua hal:
1.
Ayub mengakui bahwa bukan ia yang
berhak mengatur dan menentukkan jalan kehidupan di alam ciptaan ini.
2.
Ayub mengakui sepenuhnya bahwa
Allah pencipta berdaulat penuh atas seluruh alam semesta.
Jangan pernah menuduh Allah sebagai penyebab
penderitaan kita. Sepatutnya pergunakan hak kita untuk menyembah Dia dan
memohon pimpinan serta pertolongan-Nya.
Seperti kepada Ayub, pesan ini pun berlaku
kepada kita semua. Ada saat-saat dimana Tuhan mengijinkan hidup kita dimasuki
berbagai masalah dan kesulitan, namun itu bukan berarti bahwa Dia sedang
mengabaikan dan tidak perduli dengan apa yang ktia hadapi. Dikala lemah, segala
yang diingatkan Tuhan ini menjadi pesan penting agar kita tidak melupakan
kebaikan Tuhan dan mengabaikan untuk mengucap syukur kepadaNya. Bahwa
sesungguhnya dalam keadaan apapun seberat dan sepahit apapun yang terjadi dalam
hidup kita pada saat-saat tertentu, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita
sendirian. Jangan lupakan Kuasa-Nya yang mampu membuat segala sesuatu yang
mustahil menjadi mungkin, jauh melampaui kemampuan daya pikir dan akal budi
kita. Jangan lupakan dahsyatnya kuasa dan keagungan Tuhan. Tuhan Yesus
memberkati!.Amin
Komentar
Posting Komentar