Doa Orang Benar
Amsal 15:8-29
Menurut
Amsal, hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik
mencurahkan hal-hal yang jahat (ay. 28). Lidah orang bijak mengeluarkan
pengetahuan (ay. 2), tetapi lidah curang melukai hati (ay. 4). Menyadari hal
ini, pemazmur memiliki tekad, untuk menjaga diri, supaya jangan berdosa dengan
lidahnya, hendak menahan mulutnya dengan kekang (Mzm. 39:2), dan memohon Tuhan
untuk mengawasi mulut dan berjaga pada pintu bibirnya (Mzm. 141:3).
Banyak orang menggunakan mulutnya untuk mengucapkan kata-kata yang melemahkan dan menghancurkan kehidupan orang lain. Setiap berbicara, dari mulutnya keluar silet, pisau, atau golok, yaitu perkataan yang menyayat, menyakiti, melukai dan memedihkan perasaan orang lain. Hendaklah kita menggunakan mulut secara bijak sehingga jawaban dan penjelasan kita dapat membangun, menguatkan orang lain, menenangkan dan menyejukkan suasana.
Tidak sedikit orang percaya menganggap remeh dan
sepele kekuatan doa. Alkitab menyatakan: "Doa orang yang
benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah
manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya
hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam
bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan
buahnya." (Yakobus 5:16b, 17, 18). Doa menghadirkan kuasa
Tuhan yang tak terbatas atas diri manusia yang terbatas. Kekuatan doa
sanggup menembus kemustahilan! Ketika Elia berdoa supaya tidak turun
hujan, hujan pun tidak turun di bumi selama 3,5 tahun, dan ketika ia berdoa
meminta hujan kepada Tuhan langit pun menurunkan hujan. Doa adalah
senjata ampuh mengalahkan musuh dalam bentuk apa pun: masalah atau pencobaan;
doa mampu menggetarkan hati Tuhan sehingga Ia bertindak memberikan pertolongan
dan menyembuhkan segala macam sakit-penyakit. Tuhan akan menjawab doa-doa kita,
jika kita hidup dalam kebenaran, tapi jawaban Tuhan tidak pernah tergesa-gesa
kita harus sabar dan menunggu jawaban Tuhan. Tuhan Yesus memberkati!. AminBanyak orang menggunakan mulutnya untuk mengucapkan kata-kata yang melemahkan dan menghancurkan kehidupan orang lain. Setiap berbicara, dari mulutnya keluar silet, pisau, atau golok, yaitu perkataan yang menyayat, menyakiti, melukai dan memedihkan perasaan orang lain. Hendaklah kita menggunakan mulut secara bijak sehingga jawaban dan penjelasan kita dapat membangun, menguatkan orang lain, menenangkan dan menyejukkan suasana.
Komentar
Posting Komentar