Doa dalam Kemustahilan
Yunus 2:1-10
Yunus tidak mau lagi mendengar nama Niniwe, ibarat seperti seorang Yahudi yang tinggal di New York selama perang dunia ke 2 dan di suruh pergi menginjil ke Jerman tempat sarang Nazi berada. Saudara pada saat saya merenungkan ayat ke 12 di pasal 1, di mana Yunus menyuruh orang-orang untuk mencampakkan dirinya ke dalam laut, bukankah misi ini adalah misi bunuh diri? Kalau engkau ingin di lempar ke sebuah sungai yang tidak dalam airnya, maka hal ini tidaklah menjadi masalah, tetapi kalau saudara ingin di campakkan di tengah-tengah laut yang dalam dan di tengah badai bukankah itu kamikaze? Adakah Hamba Tuhan yang begitu berkeras hati menolak panggilan Tuhan sampai melakukan bunuh diri? Kehidupan Yunus memberikan contoh yang sangat jelas, pada saat saya merenungkan secara mendalam membuat saya sangat terharu terhadap kesulitan Yunus.
Pasal
2:1-10. Yunus menyesali ketidaktaatannya. Setelah Nabi Yunus dibuang ke laut,
Tuhan menolong dia dengan menyuruh ikan besar menelannya. Di dalam perut ikan
besar itu Yunus berdoa. Doanya ucapan syukur, pujian, penyesalan, dan
penyerahan diri kembali kepada Tuhan. Akhirnya ikan itu memuntahkan Yunus ke
daratan. Sebenarnya pasal 2:1-9 ini merupakan tambahan kepada cerita tentang
Yunus. Sebab pasal ini merupakan sebuah Mazmur. Mazmur ini sangat cocok dimasukkan
ke dalam cerita Yunus karena mazmur ini sangat kena dengan apa yang Yunus
alami, yaitu penyelamatan dari bahaya maut. Pemazmur ini mengatakan bahwa dia
berseru kepada TUHAN dari tengah-tengah dunia orang mati (2:2). Dalam 1:17
telah kita ketahui bahwa penelanan oleh ikan besar berarti bahwa Yunus turun ke
dunia orang mati. Yunuspun mengalami bahwa TUHAN melemparkannya “ke pusat
lautan” (2:3). 3. BERDOALAH YUNUS (ay.1). Inilah doa Yunus mohon kelepasan dari
kematian dan ucapan syukurnya sesudah keluar dari perut ikan. (a) Dalam perut
ikan, ternyata ia masih hidup lalu berseru kepada Tuhan. Sekalipun ia merasa
bahwa dirinya secara praktis sudah mati (ay.6), Tuhan mendengar doanya dan
menyelamatkan nyawanya. (b) Orang percaya hendaknya jangan putus asa dalam
situasi yang sangat burukpun. Seperti Yunus, kita harus berseru kepada Allah
memohon kemurahan dan pertolonganNya serta menyerahkan hidup kita ke dalam
tanganNya. TELAH KAU LEMPARKAN AKU (ay.3). Yunus sadar bahwa ia tidak taat dan
tahu bahwa yang melemparkannya ke dalam laut adalah Allah. Kesedihannya dan
ketakutannya yang terbesar adalah jikalau diusir dari hadapan Allah untuk
selama-lamanya (ay.4). Hubungan dengan TUHAN sudah sangat dibahayakan dan mau
diputuskan. Dunia PL berpendapat bahwa orang mati yang berada di dalam dunia
orang mati tidak mempunyai hubungan lagi dengan TUHAN. TUHAN tidak mengingat
mereka lagi, dan mereka sudah terputus kuasaNya (Mzm.88:6). Orang mati tidak
memuji lagi kasih TUHAN, dan tidak memberitahukan lagi kesetiaanNya (Mzm.88:12-13).
TERINGATLAH AKU KEPADA TUHAN (ay.7). "Teringat" akan Tuhan
(Ibr.’zakar’) artinya mengungkapkan hubungan erat antara TUHAN dan manusia.
Bahwa Tuhan „mengingat“ akan manusia, hal itu berarti bahwa TUHAN melimpahkan
berkat kepadanya (bd.Mzm.115:12) dan menunjukkan kasih setiaNya (Mzm.25:7)
kepada umat manusia. Manusia „mengingat“ perbuatan besar yang TUHAN lakukan
kepadanya (Mzm.77:12). Oleh karena itu manusia „mengingat“ akan Dia dalam waktu
kesusahan besar (Mzm.42:7) dan menyerahkan diri kepadaNya dalam kepercayaan.
Tuhan mengingat artinya juga bahwa Allah hadir di sekitar kita sehingga kita
dapat berseru kepadaNya setiap saat dalam iman, pengharapan dan kasih
(bd.Ul.8:18). UCAPAN SYUKUR... KORBAN (ay.9). Kita memuji TUHAN oleh karena
perasaan syukur dan terima kasih atas penyelamatanNya. Kita bukan saja
mengucapkan syukur dengan mulut, melainkan juga dengan mempersembahkan korban.
Korban yang dipersembahkan adalah korban pengucapan syukur. Dengan
mempersembahkan korban itu kita mengingat karya penyelamatan Allah yang kita
terima sepanjang hidup kita. Pada saat Yunus mempersembahkan korban syukur dan
pujian yang sungguh-sungguh kepada Allah (ay.9), maka Allah turun tangan
menolongnya (ay.10). MEMUNTAHKAN YUNUS KE DARAT (ay.10). Kata „memuntahkan“
(Ibr. ’qia’) dalam PL merupakan gambaran yang cukup mengerikan (bd. Im.18:28;
Yes.19:14). Yunus diselamatkan, tetapi sebagai "muntahan". Tidak
disebutkan tempatnya di mana dimuntahkan. Ada yang mengatakan dimuntahkan di
pantai barat Kanaan, dan ada juga mengatakan di pantai selatan Babel.
2. Kita belajar tentang Yunus
2. Kita belajar tentang Yunus
o Yunus mewakili umat Allah yang mengenal
kemurahan-Nya dan yang boleh membanggakan diri tentang hubungannya dengan Allah
-- dan yang boleh berdoa kepada-Nya di saat-saat mengalami kesukaran. Kita
melihat Yunus memuji Allah dan menyerahkan kembali kehidupannya kepada Dia (Yun
1:9; 2:1-9).
o Yunus juga tidak tetap pendiriannya dan tidak taat. Ia berusaha
untuk melarikan diri dari Allah yang telah menciptakan segala-Nya! Dia marah
ketika Allah bermurah hati. Ia lebih kuatir tentang sebatang tanaman daripada
tentang orang lain (Yun 1:3,10; 4:1-3,9 ).
3. Kita belajar tentang orang kafir
o Baik para pelaut maupun orang Niniwe yang sudah bertobat, mereka lebih
bijaksana daripada sang nabi. Pandangan mereka tentang apa yang benar dan
kesiapan mereka menanggapi pesan Allah membuat kita tercengang. Namun demikian,
Yunus tidak menganggap mereka, karena mereka bukan orang Israel (Yun
1:13,14,16; 3:5-9). Penerapan 1. Kita juga tidak tetap pendirian Seperti Yunus,
kita juga sering siap untuk mengakui iman kita kepada Allah tanpa kesiapan
untuk melihat apa arti semua itu. Kita juga seringkali sengaja berlaku tidak
taat. Kita juga bisa berpikiran tidak logis seperti seseorang yang mencoba
melarikan diri dari Yang Maha Kuasa. Lebih buruk lagi, kita juga bisa bersikap
keras dan tidak berperasaan terhadap orang lain, bahkan pada waktu kita mengatakan
bahwa kita mengenal kemurahan dan belas kasihan Allah.
2. Kita juga sama
egoisnya Boleh jadi salah satu alasan mengapa Yunus menghendaki jatuhnya
penghakiman adalah agar supaya reputasinya sebagai seorang nabi tidak menjadi
rusak. Seperti dia, kita juga dapat menjadi jengkel karena hanya soal-soal
kecil yang tidak berguna, sementara kita sama sekali tidak merasa prihatin
terhadap orang lain. 3. Allah memelihara kita semua Allah mempedulikan semua
orang, bukan hanya karena Allah bermaksud untuk menghakimi mereka, tetapi Ia
sungguh-sungguh mengasihi apa yang telah diciptakan-Nya. Ini tidak berarti
bahwa semua orang akan diselamatkan, tetapi hal ini berarti bahwa setiap orang
mendapat kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Dia. Jika kita bersatu
dengan Dia, maka ini berarti kesaksian dan pengutusan, di samping memberikan
pelayanan sederhana kepada orang-orang yang bukan Kristen.
4. Allah memberikan
kesempatan kedua Allah memberi Yunus kesempatan kedua untuk memenuhi tugas
pengutusannya. Sementara kita tidak boleh mempermainkan Allah dan menganggap
enteng kemurahan-Nya, kita tahu bahwa Ia sering memperlakukan kita seperti apa
yang dilakukannya terhadap Yunus.
Yang terakhir, akibat pelariannya dari hadapan Tuhan, Yunus harus menderita sengsara, bayang-bayang kematian, kegelapan, keterpisahan dari Allah sampai selamanya. Pada waktu manusia pertama jatuh dalam dosa hal yang sama pun di alami oleh Adam dan Hawa, dosa tidak membuat orang semakin serupa dan dekat dengan Allah melainkan keterpisahan dari hadiratnya. Namun syukur kepada Allah Yunus segera menyadari kesalahannya dan segera kembali kepada Allah sejati, pengharapan akan Allah yang lain, agama yang lain adalah sia-sia (8). Yunus berkata keselamatan adalah dari Tuhan, kalimat ini sungguh enak di dengar. Allah kita yang semenjak dahulu kala pekerjaannya adalah untuk penyelamatan jiwa-jiwa yang terhilang, orang yang tidak memiliki pengharapan diberikan jalan keluar. Belenggu neraka, mulut ikan di buka lebar-lebar dan di hantarkan jiwa-jiwa ke pangkuan Abraham. Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Yang terakhir, akibat pelariannya dari hadapan Tuhan, Yunus harus menderita sengsara, bayang-bayang kematian, kegelapan, keterpisahan dari Allah sampai selamanya. Pada waktu manusia pertama jatuh dalam dosa hal yang sama pun di alami oleh Adam dan Hawa, dosa tidak membuat orang semakin serupa dan dekat dengan Allah melainkan keterpisahan dari hadiratnya. Namun syukur kepada Allah Yunus segera menyadari kesalahannya dan segera kembali kepada Allah sejati, pengharapan akan Allah yang lain, agama yang lain adalah sia-sia (8). Yunus berkata keselamatan adalah dari Tuhan, kalimat ini sungguh enak di dengar. Allah kita yang semenjak dahulu kala pekerjaannya adalah untuk penyelamatan jiwa-jiwa yang terhilang, orang yang tidak memiliki pengharapan diberikan jalan keluar. Belenggu neraka, mulut ikan di buka lebar-lebar dan di hantarkan jiwa-jiwa ke pangkuan Abraham. Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar