Transformasi
Ibadah dalam Perbuatan
Yakobus
1:19-27
“Jikalau ada
seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia
menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” (ayat 26)
Saudara-saudara...,
Berbicara tentang sebuah transformasi selalu dikaitkan dengan melakukan perubahan
yang sifatnya baru. Padahal sisi lain dari sebuah transformasi adalah menata
ulang segala sesuatu yang sudah biasa dilakukan, sehingga apa yang sudah
dikerjakan, dapat semakin berguna dan bermanfaat bagi yang lain. Jadi persoalan
yang muncul adalah bagaimana kita menata ulang segala sesuatu yang rutinitas
dan ritual menjadi sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri dan banyak orang?
Yakobus
menuliskan dan mengingatkan tentang hal yang sesungguhnya yang harus orang
Kristen lakukan, yaitu menjadi pendengar sekaligus pelaku Firman Tuhan. Dan
tanpa keduanya maka kehidupan orang Kristen sesungguhnya tidak ada artinya.
Menjadi pendengar dan pelaku firman Tuhan, bukanlah merupakan pilihan bagi
orang Kristen dan dalam hal ini tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yakni
Firman Tuhan. Mendengar tanpa perbuatan seperti orang yang bercermin tapi
kemudian lupa apa yang dilihatnya. Sebaliknya tanpa membaca dan mendengar
firman-Nya, orang tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Oleh sebab itu,
Yakobus juga memberi penjelasan penting lainnya tentang arti berbahagia
sesungguhnya (Yak 1:25).
Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa tidak semua Kristen “berbahagia” mendengar penjelasan
ini. Ketidakbahagiaan ini lebih disebabkan oleh sikap penolakan diri untuk
menjadi pelaku Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Penolakan ini buka
disebabkan oleh ketidakmampuan melakukan tetapi karena ketidakmauan!
Orang-orang yang seperti ini lebih senang menuruti kehendak hati dan kebenaran
dalam persepsi diri sendiri dari pada menuruti kehendak dari kebenaran Allah.
Jadi, Ibadah
tidak boleh hanya menjadi sebuah kegiatan ritual semata tetapi harus menjadi
sebuah bagian (pola) hidup yang menyatakan perbuatan-perbuatan orang Kristen
yang menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan. Kehadiran kita pada kebaktian dan
acara rohani lainnya, harus disertai dengan perbuatan kehidupan sehari-harinya.
Marilah kita berdoa mohon Tuhan Yesus memperbaharui Ibadah dalam hidup kita,
jadilah pendengar dan pelaku Firman Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati! Amin
Komentar
Posting Komentar