Memiliki Kepribadian Yang Utuh
Mzmur 119:103-105
“Firman-Mu itu
pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Mazmur 119:105. Mazmur seorang
raja yang luar biasa yang mau merendahkan diri di hadapan Tuhan. Dari Mazmur
ini kita mengetahui bahwa sang penulis memiliki kepribadian yang utuh dan hidup
sesuai dengan ketetapan Tuhan. Salah satu keinginan penulis Mazmur ini adalah
terus dekat dengan Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan. Bagaimana dengan hidup
kita? Sudahkah kita benci akan dosa dalam hidup ini? Biarlah hidup kita terus
menyenangkan hati Tuhan seperti raja Daud yang menulis kitab Mazmur.
Tuhan sangat
mengasihi raja Daud meskipun raja Daud pernah berbuat dosa di hadapan Tuhan.
Mengapa Tuhan sangat mengasihi raja Daud? Itu semua karena raja Daud memiliki
Kepribadian yang Utuh. Ia memiliki konsistensi dalam hati, pikiran dan
perbuatan. Ia jujur di hadapan Tuhan. Orang yang memiliki kepribadian yang utuh
adalah orang yang memiliki integritas, kejujuran dan memiliki hati yang tidak
serong. Raja Daud percaya bahwa janji Tuhan manis bagaikan madu, “Betapa
manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.”
Mazmur 119:103.
Kepribadian
yang utuh juga berbicara soal tampil apa adanya dan tidak memakai topeng. Apa
yang dilakukan itulah yang ada dalam hati. Saat ditegur oleh Nabi Nathan, ia
tidak marah tetapi ia merendahkan diri dan minta maaf kepada Tuhan atas semua
kesalahannya. Saat ditegur oleh Nabi Nathan raja Daud melihat kebenaran karena
tujuan teguran adalah menunjukan kebenaran Allah kepada seseorang yang ditegur.
Orang yang
memiliki kepribadian yang utuh mau menjauhi segala macam kejahatan. Kejahatan
adalah sesuatu yang melanggar perintah Allah. Tidak ada yang namanya berbuat
jahat untuk kebaikan. Teruslah hidup sesuai dengan perintah Allah. Seperti
kisah Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, Ia terus memegang ketetapan Allah
walau pun Raja menitahkan untuk menyembah patung kepada seluruh rakyatnya.
Daniel dan teman-temannya memiliki kepribadian yang utuh dan mereka tampil
berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Apapun tawaran yang diberikan dunia
kepada kita tetaplah berpegang pada perintah Allah dan jadilah pribadi yang
berbeda dengan sekitar. Milikilah kepribadian yang utuh dalam hidup ini. Apapun
masalah dan pergumulan kita, peganglah terus janji dan ketetapan Tuhan dalam
hidup kita. Janji Tuhan ya dan amin, janji Tuhan lebih manis dari madu. Terus
hidup berfokus kepada Tuhan dan teladani kehidupan Tuhan Yesus dalam hidup
kita. Jadilah seseorang yang memiliki kepribadian yang utuh dalam hidup ini.
Miliki pergaulan yang baik dalam hidup ini. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan
yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Korintus 15:33. Dengan siapa kita
bergaul itu akan menentukan kepribadian setiap kita. Pergaulan yang buruk bisa
merusak dan membuat hidup kita menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan.
Milikilah komunitas yang benar dalam hidup ini.
Sudahkah kita
memiliki kepribadian yang utuh dalam hidup ini? Ciri-ciri orang yang memiliki
kepribadian yang utuh adalah sebagai berikut:
1.
Melakukan
kebenaran di tengah-tengah ketidakbenaran.
Di tengah-tengah dunia ini banyak orang yang melakukan
hal-hal yang tidak benar dan mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Bagi
orang-orang yang memiliki integritas yang tinggi dan ketulusan hati maka ia
akan melakukan kebenaran di tengah-tengah ketidak benaran. Meskipun orang-orang
di sekitar kita melakukan hal yang tidak benar kita harus tetap bisa hidup benar
di hadapan Tuhan. Kita harus bisa hidup berbeda dengan dunia.
2.
Melakukan
kebenaran walau ada kesempatan untuk berbuat tidak benar.
Di dalam melakukan kebenaran kita harus tahu siapa
yang kita takuti. Kita takut dengan Tuhan atau kita takut dengan manusia?
Walaupun ada kesempatan dan kita diberi izin untuk melakukan ketidakbenaran
tetaplah melakukan kebenaran dan miliki hati yang utuh dalam hidup ini.
Walaupun tidak ada orang yang tahu terus lakukan kebenaran dan jangan
sekali-kali hidup tidak benar karena Tuhan melihat apa yang kita lakukan.
3.
Melakukan
kebenaran walau di dalam tekanan.
“Jika Allah kami yang kami puja sanggup
melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala
itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah
tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak
akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Daniel 3:17-18. Tetaplah
melakukan kebenaran walapun masalah hidup menekan keadaan setiap kita. Jadilah
Daniel-Daniel akhir zaman yang berbeda dengan dunia ini.
4.
Melakukan
kebenaran walaupun orang lain tidak tahu.
Dimanapun kita berada lakukan kebenaran meskipun orang
lain tidak tahu. Lakukan kebenaran karena itulah yang Tuhan ajarkan buat setiap
kita. Bukan manusia yang menilai kita tetapi Tuhanlah yang melihat apapun yang
kita lakukan.
Komentar
Posting Komentar