Iman Murid Kristus yang Sejati
Kolose 1:3-14
Latar
belakang
Gereja
Kolose dapat dikatakan merupakan gereja kecil, gereja yang kurang penting, tetapi
yang justru menerima sebuah surat yang ditulis secara khusus oleh Paulus kepada
mereka. Nampaknya lewat berita yang disampaikan oleh Epafras, diketahui bahwa
gereja kolose sedang disusupi ajaran
falsafah yang kosong yang dikombinasikan dengan ritual keagamaan dan
pengalaman-pengalaman mistis, sebelum Paulus menyampaikan pengarahan ajaran
atas ancaman-ancaman tersebut, dia terlebih dulu menyampaikan prinsip dasarnya
yang menjadi isi doanya bagi mereka.
Surat Rasul
Paulus kepada jemaat di Kolose dimana ia mengungkapkan akan kerinduannya, “
Kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu” (ay 9). Ini adalah doa permintaan
Rasul Paulus untuk jemaat, “sehingga hidupmu layak...serta berkenan kepadaNya
dalam segala hal” (ay 10). Hidup layak dihadapan Allah. Orang ingin hidup layak
bahkan terpuji tapi bukan dihadapan penciptanya melainkan dihadapan sesamanya.
Sesungguhnya ini adalah pemuasan nafsu keakuan yang mendorong orang meraih
sebanyak-banyaknya sebab lewat pencapaian tulah dia mendapat pujian. Tapi akan
tiba saatnya, ketika dia harus mengahadap penciptanya dengan tidak membawa
apapun, dan dia akan menyesal karena hidupnya dinyatakan tidak layak oleh Allah
penciptanya. Tanpa mengetahui kehendak Allah dan menjalaninya, kita tidak
mungkin bisa hidup berkenan di hadapan-Nya.
Apa yang
harus ada di dalam kehidupan ini?
1. Memiliki hikmat dan pengertian yang benar.
“supaya kamu
menerima segala hikmat dan pengertian yang benar” (ay 9).
Penulis
Amsal menyatakan hikmat berhubungan dengan pengetahuan, kepandaian, pengertian
dan kebijaksanaan (baca Ams 2:5-12). Orang berhikmat dapat dikatakan bahwa tiap
langkahnya selalu benar dan tepat Rasul Paulus berdoa agar jemaat Tuhan
berhikmat! (agar kita juga memiliki hikmat).
Rasul
Yakobus mengungkapkan “Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat,
hendaklah memintakannya kepada Allah” (Yak 1:5).
Apa manfaat
berhikmat? Rasul Paulus berkata “untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan
sempurna sehingga hidupmu layak dihadapanNya serta berkenan kepadaNya dalam
segala hal” (ay 10).
Ahli
manajemen mengatakan pada kita tentang pentingnya perencanaan hidup. “Tentukan
Tujuan anda sendiri,” kata mereka “Putuskan anda ingin jadi apa dan apa yang
ingin anda lakukan 1 tahun dari sekarang, 5 tahun dari sekarang, 10 tahun dari
sekarang. Petakan suatu rencana untuk kesana dari sekarang, dan mulai
menjalankan rencana itu dengan tekun,” Allah memiliki tujuan mulia bagi saudara
dan saya, Allah menyelamatkan kita, agar kita mengetahui dan melakukan
kehendakNya. Untuk layak dan berkenaan dikatakan harus hidup sesuai kehendak
Tuhan! JanjiNya, orang yang melakukan kehendakNya, “memperoleh apa yang
dijanjikan itu” (Ibrani 10:36) dan “akan masuk kedalam Kerajaan Sorga” (Matius
7:21) hidup dalam berkatNya!
2. Menjadi berkat dengan memberi buah.
“Kamu
memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh... dan
dikuatkan...?” (ay 10-11). Buah yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan
senantiasa buah yang baik dan yang memberkati bagi sesama. Ajaran Alkitab tidak
pernah berhenti pada pengetahuan yang bersifat teori saja, tapi pada hidup yang
berbuah. Di banyak tempat, kehidupan berbuah menjadi penekanan yang diajarkan
kepada umat Allah, diberkati untuk menjadi berkat, itu adalah prinsip dasar
relasi hidup dengan Allah yang mendatangkan kemuliaan bagi Dia. Pernyataan yang
perlu dipertimbangkan: saya tidak dapat bekerja untuk Tuhan kecuali saya
berjalan bersamaNya jika saya tidak mengetahui kehendakNya.
Dibutuhkan
keakraban dan hikmatNya! Tuhan Yesus sendiri menyatakan: “Barangsiapa tinggal
di dalam Aku dan Aku didalam dia, ia berbuah banyak” (Yoh 15:5).
Adapun buah
yang dimaksud dapat diartikan buah Roh yaitu karakter kehidupan kita dan buah
pelayanan yaituu apa yang kita lakukan sebagai pelayanan terhadap sesama, yg
keduanya membutuhkan “pengetahuan yang benar tentang Allah...dan...kuasa
kemuliaanNya” (ay 10-11). Rasul Paulus berkata kita harus, “bertumbuh ...dan
dikuatkan...” (ay 10-11)- makin hari makin indah dan makin banyak.
Karakter
pribadi berhubungan dengan pelayanan pribadi! Rasul Paulus merendahkan diri
untuk “memenangkan sebanyak mungkin orang” (1 Kor 9:19) dan di dalam Kisah Para
Rasul, “mereka disukai semua orang...Tuhan menambahkan jumlah...”(Kis 2:47). Yang perlu disadari adalah proses
berbuah, dikatakan membutuhkan “tekun dan sabar” (ay 12) karena buah tidak
terjadi seketika secara instant tetapi proses.
3). Mengucap
syukur dan hidup dalam berkat
“dan
mengucap syukur dengan sukaci kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat
bagian dalam apa yang telah ditentukkan untuk orang-orang kudus di dalam
kerajaan terang’ (ay 12). Ucapan syukur yang dimaksudkan buakan sekadar ucapan
syukur di mulut tetapi yang disertai dengan sukacita! Bersyukur dalam sukacita
dan pengharapan. Ketika hidup tidak berjalan seperti yang kita harapkan,
berbagai masalah menghadang, kegagalan, kekecewaan, sakit penyakit, kekurangan
bahkan kehilangan semua itu bisa mengganggu emosi kita. Membuat kita kehilangan
sukacita, sulit bersyukur. Tapi orang yang fokus pada kehendak Allah akan
diterangi oleh janji FirmanNya, bahkan ada pengharapan mulia dibalik semua
penderitaan dunia ini.
Perhatikan,
sukacita adalah buah Roh, jadi bukan sesuatu yang dapat diupayakan tetapi Roh
yang ada di dalam hati kita. Dari sebab itu “janganlah padamkan Roh” (1 Tes
5:19) biarlah Roh berkarya. Dengan kesungguhan hati bersyukurlah bahkan dikatakan
“hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” (Kol 2:7) karena kita dianggap layak,
“yang melayakkan” (ay 12). Kata “layak” berarti “memenuhi syarat”! memenuhi
syarat untuk memperoleh berkatNya dan hidup dalam berkatNya.
Janji Tuhan
bagi orang yang berkenaan, “apa saja yang kita minta, kita memperoleh dari
padaNya...karena berbuat apa yang berkenaan kepadaNya”(1 Yoh 3:22).
Doa Paulus
menggambarkan kehidupan iman Kristen yang sejati, yang seharusnya mewarnai
setiap murid Kristus yang sejati. Inilah sasaran yang harus diperjuangkan untuk
dicapai dalam hidup kita, dan yang akan
menguatkan serta memagari hidup kita menghadapi berbagai macam tantangan dan
ancaman dunia. Milikilah komitmen untuk merenungkan firman Tuhan dan berdoa.
Dengan berpegang pada prinsip ini kita
akan hidup layak dan berkenan di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati!. Amin
Komentar
Posting Komentar