Langsung ke konten utama

Hidup dalam pengampunan



Hidup dalam Pengampunan
Matius 18:21-35


Dalam kehidupan kita memiliki dua moment yang paling tidak bisa dilupakan oleh manusia.
·       Yang pertama, biasanya disebut dengan moment atau kenangan indah. Kenangan indah itu bisa berupa apa saja yang menjadikkan hidup lebih menarik, lebih berwarna dan lebih berarti.
Misalnya, saat kita pertama bertemu dengan kekasih kita atau yang sekarang jadi istri atau suami kita. Pasti kenangan indah itu akan menjadi cerita sampai empat turunan.
·       Yang kedua, biasa disebut dengan moment atau kenangan buruk. Kenangan buruk itu bisa berupa apa saja yang mengakibatkan rasa pahit, sedih dan sakit hati yang mendalam.
Misalnya berupa kecelakaan, penyakit, bencana, termasuk peristiwa ketika kita diremehkan, dianggap bodoh, dilecehkan, ditipu atau dikhianati.

Peristiwa seperti itu mungkin tidak dapat kita lupakan begitu saja. Kita akan terus mengingat wajah orang yang telah menyakiti kita. Kita tidak mampu melupakannya dan kita pun tidak mau untuk mengampuni.

Lalu bagaimana? Apakah moment atau kenangan buruk itu akan terus kita simpan di dalam hidup kita? Apakah kita tidak akan pernah dan bisa untuk mengampuni orang-orang yang telah menghadirkan kenangan buruk itu?
Memang mengampuni bukanlah suatu hal yang dapat dengan mudah untuk kita lakukan. Apalagi jika ada seorang menyakiti kita bukan hanya sekali namun berkali-kali, perkataan “aku mengampuni mu” pasti akan sangat sulit untuk kita lontarkan.

 Mengampuni bukanlah hal yang dapat dengan mudah kita lakukan. Kita berhadapan dengan yang namanya, kepedihan, kepahitan dan rasa sakit hati yang mendalam. Sulit sungguh sangat sulit. Rasa sakit hati, benci dan dendam yang bercampur itu membuat kita berada dalam keadaan hidup tanpa pengampunan.
Namun, sampai kapan kita akan terus hidup dalam keadaan demikian? Sampai kapan kita terus menyimpan gumpalan kepahitan itu dan membangun tembok-tembok dendam dan kebencian?
Kita butuh pemulihan, kita perlu mengampuni. Ingatlah, bukankah kita hamba-hamba yang tidak mampu melunasi hutang-hutang dosa kita kepada Allah?
Tetapi bukankah kita juga yang telah memperoleh kasih karunia dari pada Allah, memperoleh anugerah pengampunan-Nya melalui kematian Kristus di kayu Salib? Tidakkah kita ingat betapa besar harga yang dibayar Kristus untuk menebus dosa kita? Saya percaya setiap kita yang ada disini adalah orang-orang yang telah memperoleh kasih karunia dari Allah dan saya yakin hanya orang yang sungguh-sungguh mengalami kasih karunia Allah-lah yang bisa dengan segenap hati mengampuni orang lain. Jika kita benar-benar telah mengalami kasih karunia itu mengapa kita remeh, tidak menghargai kita dan menyakiti hati kita? Jangan tampung sampah kebencian itu lagi. Mari kita akhiri rasa sakit hati itu hari ini. Mari kita mengampuni, saya rasa bukan tidak bisa kita mengampuni, tetapi kadang kita lupa akan kasih karunia yang sudah kita dapatkan dari Allah. Ingatlah kasih karunia itu, ingatlah anugerah pengampunan yang telah Allah berikan. Itu lebih cukup agar kita dapat mengampuni orang lain. Tuhan Yesus Memberkati!. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pola Hidup Jemaat Filadelfia

Pola Hidup Jemaat Filadelfia Wahyu 3:7-13                                                                PENDAHULUAN Melalui pembacaan firman Tuhan yang terambil dari kitab Wahyu 3:7-29 ini saya ingin mengajak kita semua untuk melihat bagaimana luar biasanya jemaat Tuhan di kota ini. Mereka yang tidak memiliki kekuatan besar tetapi mampu tetap mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus. Kota Filadelfia adalah sebuah kota yang dikelilingi oleh gunung berapi sehingga di kota ini seringkali terjadi gempa bumi yang hebat dan sering disebut juga tanah berapi. Karena kota ini dikelilingi oleh banyak gunung berapi, maka kota ini memiliki tanah yang subur. Kota...

MELAYANI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI

MELAYANI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI 1 Petrus 5:1-6 Melayani menjadi satu respons yang indah ketika seseorang mengalami hidup yang diberkati Tuhan. Bukan saja mereka yang duduk di dalam jabatan, bukan saja mereka yang berada di dalam satu pelayanan di dalam gereja, setiap anak Tuhan sepatutnya dan seharusnya memiliki prinsip hidup kita adalah hidup yang melayani Tuhan. Surat 1 Petrus , khususnya pasal ke 5 adalah satu bagian dimana Petrus yang sudah tua sedang berbicara kepada hamba-hamba Tuhan yang masih muda, dan juga kepada badan-badan pengurus gereja dimana mereka melayani. Tetapi saya juga yakin dan percaya firman Tuhan ini relevan diberikan untuk setiap kita, memberi direksi bagaimana sikap kita, hidup kita melayani Kristus yang sudah datang terlebih dahulu sebagai Gembala kita yang agung yang melayani kita semua. Ada 3 Bagian tentang Hamba-hamba Tuhan yang Masih Muda Ada 3 bagian di sini, bagian pertama, ayat 1 berbicara mengenai dasar kenapa hidup kita melayani...

BERSYUKUR ATAS ANUGRAH PENYERTAAN TUHAN

BERSYUKUR ATAS ANUGRAH PENYERTAAN TUHAN Dalam sepanjang hidup ini, setiap dari kita tentunya sudah pernah merasakan  kebaikan Tuhan. Kita ada sampai dengan saat ini dalam keadaan yang baik tanpa kekurangan suatu apapun, juga merupakan salah satu anugrah serta kebaikan Tuhan yang patut kita syukuri. Bahkan sedikit atau banyak kita semua pasti pernah mendapatkan anugrah dari Tuhan, apakah itu berupa kesembuhan, berkat ataupun pertolongan Tuhan yang lain, sebab Yesus yang kita sembah adalah Tuhan yang penuh dengan kebaikan dan kemurahan. Kebaikan terbesar yang Tuhan nyatakan yaitu ketika Ia rela mengorbankan diriNya di atas kayu salib bagi keselamatan umat manusia, dan tidak ada yang dapat menandingi kebaikan Tuhan. Oleh sebab itu, setiap hari kita perlu bersyukur atas kebaikan yang Tuhan nyatakan. Jangan pernah mengeluhkan kondisi yang kita alami, sebab ketika kita dapat bersyukur kita akan dapat melihat kebaikan Tuhan yang lebih besar lagi. Mazmur 34:9 mengatakan kecaplah ...