Setia
kepada Sabda Kehidupan
Yeremia
8:18-9:1
Hari ini
kita mendapatkan pengajaran iman tentang pentingnya “Setia kepada Sabda
Kehidupan”. Melalui nats ini, mari kita
memperhatikan perasaan Allah yang terunkap melalui kata-kata Yeremia 8:18,
“Tidak tersembuhkan kedukaan yang menimpa diriku, hatiku sangat pedih”. Juga di
Yeremia 9:1 “ Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata,
maka siang malam aku akan menangisi orang-orang puteri bangsa ku yang terbunuh”.
Mengapa bisa terjadi? Yeremia adalah seorang yang saleh, setiap pada Sabda
Kehidupan, dan dengan senantiasa mendengarkan Sabda Tuhan. Tidak mengherankan
jika Yeremia bisa merasakan yang Allah rasakan.
Padahal sebelumnya nabi Yeremia tiada
henti-hentinya mengingatkan umatnya Israel agar mereka segera meninggalkan berhala-berhala dan
dewa-dewa pujaan yang menyesatkan. Sebab berhala dan patung yang mereka sembah
menyakiti hati Allah. Di Yeremia 8:19b, Allah berfirman: “mengapakah mereka
menimbulkan sakit hatiKu dengan patung-patung mereka, dengan dewa-dewa asing
yang sia-sia?” Tetapi umat Israel senantiasa mengeraskan hati setiap mereka
mendengarkan teguran dan nasihat ari nabi Yeremia. Mereka terus berpaling
meninggalkan Allah sehingga akibatnya Allah menyerahkan mereka kepada rangan
bangsa asing dalam situasi yang demikian nabi Yeremia berduka. Dia berkata: “
karena luka puteri bangsaku hatiku luka; aku berkabun, kedahsyatan telah
menyergap aku” (Yer. 8:21. Walaupun umat Israel senantiasa melawan dan menyakiti
hati nabi Yeremia dengan sikap mereka yang terus-menerus mengeraskan hati
melawan Allah, nabi Yeremia tetap mengasihi bangsanya ketika mereka dihukum
oleh Allah.
Ditengah-tengah bangsanya yang menderita,
nabi Yeremia berseru: “Dengar! Seruan puteri bangsaku minta tolong dari negeri yang
jauh”. Nabi Yeremia menyerahkan dirinya menjadi juru-syafaat bagi bangsanya.
Dia mendoakan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hatinya keadaan bangsanya
terpuruk dan menderita. Begitu buruk dan menyedihkan keadaan umat Israel
sehingga mereka tidak mudah dipulihkan dan disembuhkan, Yeremia 8:22, berkata: ”Tidak
adakah balsam di Gilead? Tidak adakah tabib di sana? Mengapakah belum datang
juga kesembuhan luka puteri bangsaku?”
Saudara... kekasih Tuhan, kesetiaan kita dapat
berubah dan menjadi luntur ketika orang-orang yang kita sayangi itu terus
bersikap mengeraskan hati dan tidak memperdulikan nasihat atau teguran kita.
Tetapi marilah kita teladani Yeremia, disini kita juga bisa belajar arti
penting setia pada Sabda Kehidupan. Wujud kesetianan kita bisa dimulai dari
perkara kecil. Kita memperhatikan Firman Tuhan adalah contohnya, kita
mendengarkan Firman Tuhan dengan penuh minat, perhatian, dan hormat. Saat
Firman Tuhan diterangkan, kita mendengar dengan patut dan meresapkan dalam
hati, yang kemudian berimplikasi bagi tingkah laku kehidupan kita. Tuhan Yesus
memberkati! Amin
Komentar
Posting Komentar